Maraknya Caleg Gagal Berujung Penyakit Mental

 


Oleh : N wati

Kekalahan saat Pemilu 2024 membuat salah satu Caleg di Subang membongkar jalan yang sebelumnya ia bangun. Bukan hanya itu, caleg tersebut bahkan menyalakan petasan di menara masjid Tegalkoneng Desa Tambakjati Kecamatan Patokbeusi Subang. Akibat aksinya tersebut warga yang bernama Dayah (60) meninggal karena serangan jantung. (Okenews, 25/2/2024)  


  

Kegagalan para caleg dalam kontestasi politik hingga berakhir depresi bukan kali ini terjadi, bahkan beberapa rumah sakit jiwa telah mempersiapkan ruangan khusus bagi para caleg tersebut. Bahkan RS. Oto Iskandar Dinata menyiapkan ruang khusus bagi caleg yang mengalami gangguan mental, serta dokter spesialis jiwa bagi caleg yang stress usai mengikiti kontestasi pemilu 2024.

        Rencananya ada 10 ruangan VIP untuk persiapan pemilu. Layanan yang diberikan RS. Oto Iskandar Dinata nantinya di tunjukan bagi caleg yang mengalami gangguan kejiwaan seperti gelisah,gemetar, dan susah tidur hingga cemas.

        Selain RS Oto Iskandar Dinata. RSUD dr Abdoer Rahiem Situbondo Jawa Timur juga sedang mempersiapkan ruangan khusus rawat inaf.Persiapan ini sebagai antisifasi berdsarkan pengalaman pemilu- pemilu sebelumnya. 

         Fenomena ini pun membuktikan bahwa pemilu dalam sistem ini rawan mengakibatkan ganggun mental. Tidak heran banyak sekali caleg yang kena gangguan mental. Karna untuk menjadi seorang caleg kita membutuhkan biaya tinggi serta perjuangan dengan mengerahkan segala cara untuk meraih kemenangan.


Inilah potret buram di sistem kapitalis sekuler yang menjauhkan agama dari kehidupan. Mereka akan melakukan segala cara untuk bisa memenangkan dan bisa duduk di kursi kekuasaan. Jabatan menjadi rebutan siapa yang kuat itulah yang menang. Tidak peduli halal haram. Tidak peduli dengan kemaslahatan rakyat. Pemilu hanya menjadi ajang kompetisi untuk pertarungan perebutan kekuasaan. Wajar saja jika akhirnya banyak caleg yang gagal kemudian menjadi depresi karena mereka tidak mempunyai keimanan yang kuat. Sebab dari awal tujuan mereka adalah materi dan kekuasaan. Slogan "dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat" hanyalah utopis faktanya "dari rakyat oleh rakyat untuk penguasa". 

       Padahal kekuatan mental seseorang akan menentukan sikap terhadap hasil pemilihan. Sedangkan pendidikan untuk Zaman sekarang gagal membentuk individu yang berkepribadian kuat. Malah meningkatkan kasus gangguan mental di masyarakat.

       Sedangkan Islam memandang kekuasaan dan jabatan adalah dua Amanah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT kelak serta harus di jalankan sesuai ketentuan Allah dan Rosul - Nya.

      Pendidikan dalam Islampun menghantarkan individu menjadi orang yang memahami kekuasaan adalah Amanah dan beriman kepada Qodho dan Qodar yang Allah tetapkan. Dan melahirkan individu yang selalu dalam kebaikan karna slalu bersyukur dan bersabar serta terhindar dari gangguan mental.

Dengan demikian hanya sistem Islamlah satu-satunya sistem yang bisa mewujudkan pemimpin yang amanah. Salih saja tidak akan cukup jika sistemnya batil sebagaiamana demokrasi kapitalis saat ini. Seseorang bisa terwarnai oleh kezaliman atau ia sendiri yang menjadi pelaku kezaliman. Bakhan terjadi secara siatemik dari hulu hingga ke hilir. Berbeda dengan sistem Islam karena kekuasaan dalam sistem Islam akan mewujudkan sosok pemimpin yang amanah, bertanggung jawab, dan bertujuan meraih rida Allah Swt. bukan semata mencari gelimang harta sebagaimana sistem sekuler kapitalis saat ini.  



Komentar

Postingan Populer

Pengunjung

Flag Counter