Derita Kaum Muslim di Palestina: Jihad Solusi Nyata

Oleh Iis Nurhasanah

Penderitaan kaum muslim di Gaza tak juga berakhir, sementara penjajah Zionis justru makin brutal, berbuat di luar batas kemanusiaan. Kecaman dunia tak dihiraukan. Militer Israel selalu berdalih melindungi warga sipil saat menyerang Hamas. Namun Israel juga menggempur habis-habisan warga dan objek sipil di Gaza. Imbas serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, lebih dari 60 ribu warga di Palestina meninggal, ratusan ribu rumah hancur, dan jutaan orang terpaksa menjadi pengungsi.

Pascagencatan senjata, situasi Gaza memang jauh lebih mencekam. Bumi Gaza pun kerap disirami hujan darah diikuti serpihan daging manusia akibat gelombang serangan bom Zionis yang makin masif dan brutal. Mereka pun tidak segan-segan menyerang pengungsian dan membakar hidup-hidup para korban, hingga langit Gaza pun riuh dengan tangis dan jeritan yang sangat memilukan.

Mengutip dari The Peninsula, Minggu, 20 April 2025, Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (WFP) menyatakan keprihatinan mendalam atas penurunan tajam stok pangan, dengan memperingatkan bahwa Jalur Gaza berada di ambang bencana kemanusiaan. WFP menekankan bahwa situasi kritis ini diperparah dengan penutupan perbatasan yang sedang berlangsung oleh Israel, yang mencegah pengiriman pasokan pangan penting ke Jalur Gaza. Menurut WFP, Gaza sangat membutuhkan aliran pangan yang tidak terputus dan terus-menerus untuk menghindari keruntuhan total ketahanan pangan. WFP juga memperingatkan tentang konsekuensi parah jika kondisi saat ini terus berlanjut, dengan menunjukkan bahwa warga sipil Palestina di Gaza sudah menghadapi kondisi kemanusiaan yang mengerikan, dengan kekurangan akut sumber daya penting untuk menopang kehidupan mereka (Metro TV News).

Di sisi lain, para penguasa muslim tetap hanya mencukupkan diri dengan kecaman tanpa aksi nyata, bahkan meski umat Islam hari ini sudah mulai menyerukan jihad sebagai solusi. Padahal, setiap muslim wajib sekuat tenaga memberikan perhatian, pembelaan, dan pertolongan kepada kaum muslim di Gaza, bisa dengan memberikan bantuan harta, tenaga, atau pun seruan dakwah, termasuk senantiasa mendoakan mereka agar selalu mendapat pertolongan Allah, sekaligus mendoakan kehancuran untuk kaum Zionis Yahudi dan negara-negara pendukungnya.

Allah SWT memerintahkan umat Islam memberi pertolongan pada saudaranya sesama muslim. Allah SWT juga menyatakan umat muslim adalah bersaudara. Rasulullah SAW juga bersabda bahwa umat Islam adalah satu tubuh, oleh karena itu wajib menolong saudaranya. Siapa saja yang mengaku Muslim wajib memberikan pembelaan atas penderitaan yang dirasakan saudara seiman, termasuk kaum Muslim Gaza. Rasulullah SAW telah berpesan:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri (HR al-Bukhari dan Muslim).

Memang sudah nyata bahwa satu-satunya solusi yang sesuai ajaran Islam untuk mengatasi krisis Gaza adalah jihad fi sabilillah. Tidak lain dengan mengerahkan kekuatan militer untuk melindungi warga Gaza dan mengusir entitas Yahudi, bukan dengan jalan diplomasi, apalagi sekadar retorika basa-basi yang selama ini dimainkan para pemimpin Arab dan dunia Islam. Tidak cukup hanya dengan boikot produk dan tidak cukup juga hanya dengan memerintahkan para imam dan khatib membacakan doa untuk kaum Muslim Gaza.

Al-Quran telah memerintahkan jihad defensif (jihad difaa’i) atas setiap invasi musuh yang ditujukan pada negeri-negeri muslim. Allah SWT berfirman:

فَمَنِ اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ

Siapa saja yang menyerang kalian, seranglah ia secara seimbang dengan serangannya terhadap kalian (TQS al-Baqarah [2]: 194).

Selama umat masih terikat pada nasionalisme warisan penjajah, mereka tidak akan pernah benar-benar bersatu, dan jihad pun tidak akan digerakkan. Maka, umat Islam harus mencampakkan nasionalisme, menyadari bahwa penjajahan hanya bisa dihentikan dengan persatuan umat dalam satu kepemimpinan global, yaitu khilafah yang dipimpin oleh seorang khalifah.

Khalifah tidak akan tunduk pada kekufuran karena Islam jelas-jelas mengharamkannya. Khalifah bahkan akan memobilisasi seluruh kekuatan, termasuk memimpin jihad, mengerahkan tentara dan senjata, demi membela umat dan menghilangkan segala bentuk kezaliman, termasuk membela muslim Gaza. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya imam/khalifah adalah perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung. Jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya, ia harus bertanggung jawab atasnya” (HR Muslim).

PR besar bagi kita sekarang adalah umat wajib menyeru semua muslim di seluruh dunia dengan seruan yang sama. Umat harus terus mengingatkan akan persatuan dan kewajiban menolong mereka. Umat harus bergerak menuntut penguasa muslim melaksanakan kewajiban menolong Palestina dengan melaksanakan jihad dan menegakkan khilafah.

Gerak umat harus ada yang memimpin agar terarah. Pemimpin dakwah itu adalah jamaah dakwah ideologis yang menyerukan jihad dan tegaknya khilafah. Para pengemban dakwah harus terus bergerak dengan mengerahkan seluruh kemampuannya agar persatuan umat terwujud dan berjuang bersama menegakkan khilafah agar persoalan umat termasuk di Palestina segera terselesaikan dan kehidupan Islam dapat dilangsungkan kembali. Wallahu a’llam bish shawab.

Komentar

Postingan Populer

Pengunjung

Flag Counter