Sense of Crisis dari Penguasa
Oleh Eva Nurfalah
Macam-macam pernyataan dari para menteri
yang kadang membuat masyarakat gatal untuk mengomentari baik ataupun buruk,
seperti yang dilansir dari Suara.com - Bintang Emon memberikan reaksi menohok
atas pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud
MD yang sering menonton sinetron Ikatan Cinta. "Jangan kelihatan banget
makmurnya. Jam 7 udah ada di depan TV, padahal ada yang jam 7 dagangannya
ditarik karena udah nggak boleh dagang," ujar Bintang Emon.
Ada juga menteri yang menyarankan agar para komedian dalam negeri bersama-sama
menghibur masyarakat untuk peningkatan imun, dilansir dari TEMPO.CO, Jakarta -
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno meminta para komedian dalam
negeri berkolaborasi menghibur masyarakat untuk meningkatkan imunitas atau
kekebalan tubuh di tengah meningkatnya angka kasus Covid-19. Permintaan itu ia
sampaikan saat bertemu Persatuan Seniman Komedi Indonesia (Paski).
"Kalau kita mendapatkan humor, ada
hormon endorfin untuk meredakan nyeri dalam tubuh kita saat tertawa, menonton
komedi, mendengarkan musik dan makan cokelat," ujar Sandiaga dalam
keterangannya, Rabu, 14 Juli 2021.
Bukan hanya pernyataan-pernyataan yang
dinilai kontroversial, ada juga tindakan para menteri juga keluarganya yang
dinilai tidak peka terhadap kondisi rakyat.
Dilansir dari TEMPO.CO, Jakarta - Direktur
Eksekutif Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Tauhid
Ahmad menyoroti sejumlah menteri di Kabinet Presiden Joko Widodo alias Jokowi
yang masih melakukan perjalanan ke luar negeri di tengah PPKM Darurat. Tauhid
mengatakan perilaku para menteri ini belum menunjukkan adanya sense of crisis.
“Di tengah situasi domestik yang lagi gawat, sepertinya sense of crisis-nya
belum kebangun,” ujar Tauhid saat dihubungi Tempo pada Ahad, 18 Juli 2021.
Menurut Tauhid, saat kasus Covid-19
melonjak signifikan, peran dan kehadiran menteri di dalam negeri sangat
diperlukan untuk berkoordinasi dengan kementerian atau lembaga lainnya. Para
menteri harus berjaga untuk memastikan penanganan wabah berjalan.
Dari sini
kita dapat melihat mentalitas para penguasa di rezim kapitalis. Yang tidak berorientasi melayani pemenuhan
kebutuhan rakyat, mereka malah melakukan hal-hal yang remeh dan tidak mendasar,
hanya memikirkan hiburan, mereka juga hanya berfikir bagaimana cara memperkaya
dan menyelamatkan diri mereka sendiri.
Coba kita bandingkan dengan profil para
sahabat dan salafusshalih dalam memegang amanah kekuasaan dan bertugas melayani
rakyat, mereka tidak memikirkan kemakmuran diri sendiri, karena negara adalah
penanggung jawab utama dalam mengurusi hajat rakyat yaitu sebagai raain
(pelayan/pengurus) dan junnah (pelindung). Sebagaimana sabda Rasulullah SAW
“Imam (Khalifah) raa’in (pengurus hajat hidup rakyat) dan dia bertanggung jawab
terhadap rakyatnya” (HR Muslim dan Ahmad) dan dalam hadist lainnya Rasulullah
bersabda, “Khalifah itu laksana perisai tempat orang-orang berperang
dibelakangnya dan berlindung kepadanya….”(HR Muslim).
Wallahu'alam bishowab
Komentar
Posting Komentar