Harga-Harga Naik Rakyat Semakin Miskin

Oleh Eva Nurfalah

Pada saat  ini kondisi keuangan keluarga selalu dirasa kurang, karena sebagai ibu rumah tangga yang bertugas mengatur keuangan dan kebutuhan dirumah semakin kesulitan, penyebabnya karena pada saat ini harga-harga kebutuhan pokok meningkat, peningkatannya pun lumayan besar, mengakibatkan penghasilan yang didapatkan dari kepala keluarga sebagian besar dipakai untuk kebutuhan makan sehari-hari. Dan ternyata apa yang keluarga saya rasakan juga banyak dirasakan oleh sebagian besar keluarga lain, faktanya di dapat dari data Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang menunjukkan, banyak keluarga yang menghabiskan lebih dari 65% pengeluarannya untuk kebutuhan makanan pada 2021.

Pada saat ini juga banyak para ibu rumah tangga, bukan hanya teman dan tetangga dekat saja yang merasakan sulitnya kondisi keuangan kami, hampir semua harga kebutuhan pokok naik, dan karena kebutuhan pokok, pastinya semua kami butuhkan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga, sampai yang biasanya paling murah dan menjadi andalan pun sekaranga ikut naik, dilansir dari Jakarta, CNN Indonesia -- Ibu-ibu makin sering mengeluh belakangan ini akibat harga barang pokok kompak naik semua. Apalagi, kenaikan sampai menyentuh harga kerupuk kaleng.

Dari sini bisa kita lihat rumah tangga dengan pengeluaran pangan yang lebih banyak berbanding lurus dengan tingkat kemiskinan suatu kota atau kabupaten, karena dengan pengeluaran yang besar hanya untuk makanan dapat dipastikan akan kesulitan mengatur pengeluaran yang lainnya, walaupun ada faktor lain dan beberapa daerah yang berbeda. Dilansir dari https://m.mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/483126/andi-akmal-angka-kemiskinan-naik-akibat-lonjakan-harga-pangan-dan-energi ANGGOTA DPR RI komisi IV, Andi Akmal Pasluddin, memperhatikan kondisi di lapangan yang terjadi di seluruh Wilayah Indonesia, di mana kenaikan harga pangan dan energi seperti BBM dan LPG, telah menjadi Pukulan bagi daya beli mayoritas masyarakat negara ini, diduga telah menaikkan angka kemiskinan.

Lonjakan harga pangan terjadi ketika masih banyak masyarakat yang belum keluar dari kemiskinan akibat kemerosotan ekonomi selama pandemi. Pada September 2021, tingkat kemiskinan nasional tercatat sebesar 9,71%, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Dengan kata lain, jumlah penduduk miskin bertambah 1,72 juta orang dibandingkan periode yang sama pada 2019.

Dari beberapa fakta yang terjadi diatas bisa kita simpulkan, angka kemiskinan yang semakin meningkat, memperlihatkan kinerja pemerintah pada sistem yang dijalankan sekarang tidak bisa menjadi solusi dalam mengentaskan kemiskinan, apalagi mensejahterakan rakyatnya, pada sistem ini, pemerintah lebih mementingkan kepentingan golongan yang bisa memberikan keuntungan bagi mereka saja.

Sistem yang terjadi  saat ini berbanding terbalik dengan sistem Islam, dimana sistem Islam mampu menyelesaikan kemiskinan dan stabilnya sistem yang membuat warga negaranya justru “sulit” miskin, salah satu cara diantaranya adalah pengelolaan zakat, anjuran infak, sedekah dan anjuran bekerja juga menghindari meminta-minta.

Bukan hanya pengurusan sistemnya saja, tapi juga dilihat dari para pengelola nya atau pemerintahnya mereka adalah orang-orang yang amanah dan berdedikasi tinggi kepada Khilafah. Mereka 1 tujuan dengan khilafah dalam menyejahterahkan rakyatnya.

Dari sini sudah dapat kita simpulkan bahwa solusi terbaik, dan menyeluruh tidak ada yang lain selain penerapan sistem Islam dalam semua aspek kehidupan,  yang akan menghadirkan penerapan kehidupan Islam secara Kaffah, yang in syaa Allah menghadirkan keberkahan dari Allah SWT.

Wallahu'alam bishowab

Komentar

Postingan Populer

Pengunjung

Flag Counter