MEMBURU BJORKA MELEPAS DOSA SAMBO MENUAI DISTRUST PUBLIK PADA NEGARA
Rengganis Santika A,STP
Pasca rekonstruksi pembunuhan brigadir Josua, kasus besar Sambo
seharusnya makin terang benderang dan mengerucut, sayangnya kini kasus
menggelinding bak bola liar, semakin ruwet! namun publik yang terlanjur kritis
sudah dapat mengambil kesimpulan besar, betapa bobroknya institusi polri. Kasus
sambo boleh dibilang menentukan nasib polri dimata publik nasional bahkan
internasional. Publik yang tengah berada dalam gelombang "distrust"
pada pemerintah dan institusi polri, mulai teralihkan fokusnya, dengan munculnya
hacker Bjorka yang meriuhkan jagad medsos menggeser kasus FS. Bjorka ditengarai
sebagai dalang kebocoran data publik dan pejabat negara. Pemerintah bersama
mabes polri responsif memburu Bjorka. Publik mencium ada modus pengalihan isu
dari kasus Ferdy Sambo.
Aroma Pengalihan Isu Dibalik Bjorka
Demi memburu Bjorka Presiden Joko Widodo langsung membentuk tim
khusus atau timsus lintas lembaga negara yang terdiri dari lintas kementerian
atau lembaga, mulai dari Badan Siber dan
Sandi Negara (BSSN), Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kepolisian
Republik Indonesia, hingga Badan Intelijen Negara (BIN). Bjorka tidak hanya
membocorkan data instansi pemerintahan, namun hacker ini juga membongkar data
pribadi kalangan pejabat pemerintah dan dikatakan berhasil membobol data
rahasia milik Presiden Jokowi , (12/9/2022).
Jurus mabuk polripun dilancarkan, belum lama polisi menangkap seorang
pemuda dari Kecamatan Gunungjati, Cirebon, yang dituduh sebagai sosok di balik
Bjorka. Pemuda 17 tahun yang kesehariannya sebagai editor video tersebut,
membantah dengan tegas bahwa dirinya hacker Bjorka. Pemuda yang kerap dipanggil
Said, lewat akun Instagramnya mengklarifikasi, dengan menyebut dirinya hanyalah
editor video biasa. Dan memastikan ia tidak pernah sekalipun mengakses dark web
yang biasa diakses para peretas. Kemudian polisi menyasar seorang pemuda Madiun
Jawa Timur, berinisial MAH, polisi menduga MAH adalah salah satu dari kelompok
Bjorka. MAH disinyalir penyedia channel telegram dengan nama channel Bjorkanism,
unggahannya “stop being idiot” hingga “the next leaks will come from presiden
republik of Indonesia” disebutkan motif MAH agar terkenal dan mendapatkan uang.
Kegaduhan Bjorka membuat publik berspekulasi bahwa isu Bjorka untuk mengalihkan
perhatian publik atas dosa-dosa Sambo dan kezaliman pemerintah atas kenaikan
BBM. Hacker Bjorka memang berhasil sedikit meredam riuh FS dan BBM di media
sosial. Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Syaifuddin mengingatkan
publik agar tidak teralihkan fokusnya dari kasus besar Ferdy Sambo, ia
menambahkan aksi Bjorka berhasil membuat lalu lintas perbincangan publik ramai dari
ruang istana, ruang universitas, hingga warung kopi. Ia meminta masyarakat
tetap menjaga daya nalar kritis dalam mengawal proses penyelidikan FS, pengamat
kebijakan publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menilai fenomena
hacker Bjorka kuat kaitannya dengan pengalihan isu, yang sengaja dihadirkan dan
dibesar-besarkan di tengah tingginya kenaikan harga BBM dan juga kasus Ferdy
Sambo (Tribunnews, 17/09/2022).
Publik mulai pesimis ending kasus FS yang nyaris seperti sinetron
kejar tayang di layar kaca dan medsos, berakhir dengan episode antiklimaks
(seperti kasus-kasus lalu yang ditangani polri dan pemerintah). Hal ini diperkuat
pernyataan eks panglima TNI Gatot Nurmantyo, bahwa status tersangka Sambo atas pembunuhan
berencana dan obstruction of justice bisa batal dan FS bisa kembali berkarier
di kepolisian. FS yang sudah diberhentikan dengan tidak hormat (PTDH), dapat
ditinjau kembali statusnya.."Drama Sambo" adalah wahana perang antara
dua kubu yaitu polisi bermoral, profesional, pelindung rakyat dan polisi
pengkhianat, Suara.com.
(17/9/2022).
Memetik Hikmah Dibalik Bjorka
Hacker Bjorka kini dianggap pahlawan bahkan disebut 'Robinhood"
digital yang lebih dipercaya publik daripada informasi rezim, karena dianggap lebih valid daripada
pernyataan Menkominfo, yang mengatakan “Kalau pemerintah sudah bilang hoaks, ya
dia hoaks. Kenapa membantah lagi?” (Kompas.tv, 15/10/2020)., Setiap kejadian
pasti ada hikmahnya, publik bisa
merasakan "blessing in the sky" dari semua realitas ini, makin
membuktikan kepalsuan rezim yang dianggap sering melakukan kebohongan. Termasuk
kebohongan BBM yang katanya tahun ini tidak akan naik! Bisa saja Bjorka muncul
demi menutupi borok rezim. Bahkan menurut Rocky Gerung, pemerintah memiliki
segala macam fasilitas untuk menciptakan kebohongan besar yang penuh rekayasa.
Hanya menunggu waktu publik akhirnya melepas ikatan kepercayaan pada negara.
Hal ini bisa mendorong kesadaran publik atas keburukan sistem yang penuh tipu
daya ini. Semua tergantung kearah mana kesadaran publik bergerak.
Negara Hadir Sejatinya Menjamin Keamanan Publik
Terlepas benar tidaknya hacker Bjorka hadir untuk mengalihkan isu,
publik harus sadar, di Era digital seperti saat ini, data digital merupakan
aset berharga yang harus dijaga keamanannya. Sebab dunia digital rawan
pembobolan, peretasan (hacking). Sayangnya negara saat ini tidak bisa
menjalankan fungsi seharusnya bahkan fungsi minimalis negara sebagai regulator
dalam sistem kapitalisme yang dianut saat ini, tidak berjalan semestinya. Menurut
pakar IT Ismail Fahmi, hampir tidak ada perlindungan data pribadi di negeri
ini.Adanya RUU PDP (Perlindungan Data Pribadi) pasal yang disorot para pakar
adalah pasal 26 yang berpotensi terjadi penyalahgunaan data pribadi warga oleh
lembaga negara. Maka tak heran sebelum hacker Bjorka, kasus kebocoran data
sudah sangat sering terjadi.
Dalam sistem pemerintahan Islam (khilafah), negara wajib melindungi aset-aset berharga dan keamanan warganya, termasuk perlindungan data. Dengan syariat islam yang menyeluruh (kaaffah), data digital dihukumi sebagai aset seperti harta milik individu, maka kepala negara islam akan menjadi pihak terdepan dalam menyelesaikan kebocoran data, sebab selain merugikan pemilik data juga mengancam stabilitas keamanan negara, apalagi data rahasia negara. Demi keamanan negara, maka negara akan menyiapkan teknologi tercanggih yang tidak mudah diretas. Disisi lain rakyat percaya dan mencintai pemimpin pilihannya juga aparatnya yang kredibel, demikian pula sebaliknya pemimpin dan aparat mencintai rakyat. Kecintaan ini lahir secara alami bukan pencitraan, sebab kebijakan pemerintah selalu bermaslahat bagi warga. wallahu'alam
Komentar
Posting Komentar