Pemindahan Ibu Kota Negara Berjalan di Tengah Wabah
Oleh Aulia A. D.
Korban wabah virus corona di
Indonesia kian hari kian membludak, pertanggal 2 April 2020 pasien positif Covid-19
di Indonesia menyentuh angka 1.790 orang, sedangkan angka pasien yang sembuh
atau sudah dinyatakan negatif hanya 112 orang. Setiap harinya 50 orang lebih
dinyatakan terinfeksi virus ini, sangat jauh perbandingannya dengan persentase
penambahan jumlah pasien yang sembuh setiap harinya. Angka kematian pun sangat
tinggi yaitu mencapai 170 orang, melebihi dari jumlah pasien yang sembuh.
Pemerintah menyatakan terus
bekerja keras dan menjadikan penanganan wabah corona sebagai fokus utama saat
ini. Tetapi berbeda dengan faktanya, masih banyak rumah sakit-rumah sakit yang
kekurangan alat pelindung diri (APD), yang akhirnya bala bantuan berupa dana
ataupun APD malah datang dari masyarakat yang berinisiatif menyumbang ke rumah
sakit-rumah sakit yang menangani pasien virus corona.
Tidak sedikit masyarakat yang menilai
pemerintah gagap dalam menangani kejadian ini, dalam hal pendanaan pun
pemerintah malah membuka rekening donasi untuk masyarakat yang ingin menyumbang
dalam penanganan virus corona, padahal seharusnya pemerintah memaksimalkan
terlebih dahulu pendanaan dari APBN yang ada. Ketua DPP PKS Aboe Bakar Al Habsy
mengatakan “Anggaran dan sumber daya negara seharusnya semaksimal mungkin
diarahkan untuk penanganan Covid-19, karena negara masih memiliki APBN yang
masih bisa dialokasikan untuk penanganan wabah Covid-19 tersebut”. (Glora.co, 28/03/2020)
Di tengah-tengah kesemrawutan
penanganan virus corona, pemerintah secara konsisten terus mengerjakan proyek
pemindahan ibu kota negara yang awalnya terletak di Kota DKI Jakarta dipindah
ke Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Hal ini menimbulkan banyak
pertanyaan dari masyarakat, kenapa dana untuk pemindahan ibu kota negara ada
sedangkan dana untuk penanganan Covid-19 pemerintah meminta sumbangan dari
rakyat? Dan untuk kepentingan siapa pemindahan ibu kota negara ini, sehingga
pemerintah lebih mementingkan pendanaan pemindahan ibu kota dari pada
penanganan virus yang mewabah saat ini?
Terburu-burunya pemerintah dalam
pemindahan ibu kota negara menandakan adanya kepentingan dari luar terutama
yaitu Asing dan Aseng, karena bagi masyarakat saat ini yang sangat penting
adalah penanganan virus corona bukanlah pemindahan ibu kota negara. Hal ini
membuktikan peran pemerintah saat ini bukanlah sebagai pengatur dan pengurus masyarakat dinegaranya,
tapi malah menjadi pengusaha skala besar yang terus berusaha memenuhi kebutuhan
dan kepentingan kliennya yaitu Asing dan Aseng.
Kejadian ini sebenarnya wajar
terjadi, dikarenakan aturan atau sistem yang digunakan oleh pemerintah atau
negara saat ini adalah sistem Kapitalis yang mementingkan profit materi atau keuntungan
dari para investor dibandingkan dengan pemenuhan kebutuhan dan kepentingan
masyarakatnya.
Prinsip sistem kapitalis berbanding
terbalik dengan sistem Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dalam sistem
Islam, peran pemerintah atau para penguasa adalah sebagai pengurus dan pelayan
yang memenuhi seluruh kebutuhan masyarakatnya, peran pemerintah dalam Islam
adalah melayani seluruh masyarakatnya dengan dana yang bersumber dari kekayaan
alam yang ada di negaranya, bukan malah menjual SDA negara kepada asing untuk
memenuhi kebutuhan segelintir orang.
Penguasa dalam sistem Islam
diwajibkan mengelola seluruh kekayaan negaranya untuk nantinya diberikan kepada
masyarakat, berupa layanan kesehatan, layanan pendidikan, layanan transportasi
dan layanan yang lainnya, sehingga seluruh fasilitas tersebut bisa dinikmati
secara gratis oleh masyarakat.
Tidak inginkah kita merasakan
kesejahteraan tersebut? Atau kita tetap ingin berada dalam sistem kapitalis
ini? Kesejahteraan dan kenikmatan sistem Islam bisa kita rasakan jika kita
bergerak untuk melakukan perubahan dan melakukan penerapan sistem Islam dalam
bingkai Khilafah. Karena, ketika kita terus berada dalam sistem kapitalis ini,
tidak akan pernah selamanya kita rasakan yang namanya kesejahteraan dan keberpihakan
pemerintah kepada masyarakatnya.
Allahu A’lam Bish Shawab
Komentar
Posting Komentar