Harga Beras Melejit, Rakyat Pun Menjerit
Oleh : Suci Rubiastuti
Harga beras saat ini telah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sejak Maret 2023 lalu. Panel harga badan pangan (data diakses pukul 11.57 WIB) beras premium melonjak Rp.80 ke Rp.15.040 per kg. Ini adalah rekor baru beras premium (cnbcindonesia.com, 13/10/2023).
Sangat disayangkan disaat harga beras naik melejit, Presiden Jokowi mengatakan akan memastikan ketersediaan beras di gudang Bulog. Dia mengatakan, stok cadangan beras pemerintah (CBP) masih cenderung aman, mencapai 2 juta ton. Di mana tersedia di gudang Bulog mencapai 1,6 juta ton dan 400 ribu ton beras impor dalam perjalanan.
Sejalan dengan hal itu, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal, memastikan bahwa Bulog siap menerima tambahan kuota penugasan impor beras 1,5 juta ton dari pemerintah. Hal ini dilakukan untuk memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP) guna menstabilkan harga beras di pasaran. Bulog akan melaksanakan penugasan importasi beras dari negara mana saja yang memungkinkan dan memenuhi semua standar persyaratan.
Menurutnya Iqbal, terjadinya kenaikan beras disebabkan oleh beberapa faktor baik eksternal maupun internal.
Seperti bencana El Nino, berhentinya ekspor beras oleh India, kenaikan harga beras dunia juga situasi dalam negeri yang menjelang musim tanam. Lebih lanjut, ia menuturkan hingga saat ini pihaknya sudah menggelontorkan beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di seluruh Indonesia dengan jumlah total sebanyak 818 ribu ton dan kegiatan ini juga terus berlanjut digelontorkan sampai harga stabil. Selanjutnya juga sekarang sedang disalurkan Beras Bantuan Pangan untuk bulan September Oktober dan November dengan jumlah total sebanyak 641 ribu ton kepada masyarakat kurang mampu di seluruh Indonesia.
Miris memang, masyarakat baik sebagai konsumen ataupun sebagai produsen beras kalang kabut menyikapi kenaikan harga beras, pemerintah justru lebih mementingkan kepentingan asing dan aseng. Yakni dengan cara terus menerus membuka kran impor beras pun dengan bahan-bahan lainnya. Menjadikan beban masyarakat menjadi amat berat. Bagi masyarakat Indonesia, beras adalah bahan dasar sebagai ketahanan pangan. Sistem saat ini hanya memikirkan pihak-pihak tertentu, misalnya seolah peduli kepada masyarakat sebagai konsumen namun para petani sebagai produsen dibunuh ekonominya dengan impor. Sehingga petani mati di negeri agraris.
Inilah harga yang harus diterima oleh negeri yang menganut sistem kapitalisme. Dimana para pemilik modal berperan sebagai pematok harga, sedangkan negara berperan sebagai regulator saja. Para petani mendapat keuntungan yang sangat minim. Padahal modal yang di keluarkan para petani tidaklah sedikit. Oleh karena itu, banyak petani yang menyerah dan beralih profesi apapun itu asalkan bisa menopang kehidupan.
Berbeda dengan Islam, kondisi ini tidak akan terjadi. Karena dalam Islam negara berperan sebagai penanggung jawab terhadap urusan rakyat. Sehingga kesejahteraan rakyat terjamin. Semua kebutuhan pokok akan terpenuhi, termasuk beras. Dan negara pun akan memastikan harga beras di pasar stabil. Sehingga mudah dijangkau oleh rakyat. Oleh karena itu, Islam menjadi solusi satu-satunya dalam memecahkan setiap problematika umat.

Komentar
Posting Komentar