Ilusi Bahan Pangan Murah Untuk Rakyat
Rengganis Santika A, STP
Dengarlah jeritan rakyat
"Harga Beras Bikin Otak Rakyat kian diperas!" Juga tak ketinggalan
"Harga cabai kian pedas!" Inilah fakta miris di sebuah negri agraris
saat ini. Realitanya harga bahan pangan, kebutuhan pokok rakyat, seperti beras
mengalami kenaikan yang fantastis. Dari kenaikan harga beras merembet pada
kenaikan harga bahan-bahan pokok lainnya seperti gula dan minyak. Termasuk
kedelai pun yang merupakan bahan pokok tahu tempe ikut naik. Konsumen dan
pelaku usaha menjerit. Lantas benarkah kebijakan yang digulirkan pemerintah
terkait pangan hanya sekedar ilusi?? Tentu Problem tingginya harga pangan Ini
memerlukan jawaban secara tuntas.
Ilusi Jaminan Pangan :
Antara Harapan Dan Kenyataan
Harga pangan di sejumlah
daerah terpantau, memang mengalami kenaikan. Mulai dari beras hingga cabai
rawit merah. Banyak warga mengeluh akibat kenaikan harga pangan ini. Salah
satunya diungkap oleh Waluyo, seorang warga di kawasan Petukangan, Jakarta
Selatan. Dia mengaku cukup terbebani dengan kenaikan harga pangan, utamanya
bahan pokok yang sering dikonsumsi (liputan6.com, Jakarta 26/11/2023). Penjabat (Pj) Gubernur
DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menjelaskan, menghadapi Natal 2023 dan Tahun
Baru 2024, Pemprov DKI Jakarta terus meningkatkan sinergi untuk menjaga
ketahanan pangan.
Diapun memastikan bahwa
pasokan kebutuhan pangan yang berkualitas untuk masyarakat Jakarta dalam
kondisi stabil, serta harga pangan tetap terjaga dan terjangkau oleh masyarakat
Jakarta. Namun seperti biasanya kondisi ini hanya berlangsung sesaat, temporer.
Sebab tingginya harga pangan terus berulang dan tak terelakan. Fakta tingginya
harga beras, negara hanya mampu menahan harga agar tak naik, namun belum mampu
mengembalikan harga seperti sebelumnya. Nataru (Natal dan tahun baru) selalu
menjadi argumen kenaikan harga. Padahal Negara seharusnya melakukan berbagai upaya
untuk mengantisipasi kondisi yang selalu berulang ini.
Saat ini negara sulit bahkan mustahil.mewujudkan stabilitas harga
pangan. Sebab dalam alam kapitalisme negara hanya menjadi regulator. Pemain
dilapangan adalah para kapital yaitu para pemodal atau perusahaan milik swasta.
Belum lagi kebijakan politik pertanian, dimana terjadi tarik menarik dengan
kepentingan swasta. Spirit kapitalisme sejati adalah menghapus subsidi bagi
petani. Hal ini mengakibatkan iklim bertani melemah, minat bertani kurang
karena makin merugi. Belum lagi alih fungsi lahan untuk industri, area bisnis
dan perumahan yang dilakukan kapital korporasi. Mafia sektor pertanian,
permainan harga oleh tengkulak pun tak terelakan. Tak kalah penting adalah
regulasi berupa kebijakan impor. Posisi negara tak berdaya dibawah tekanan
internasional terkait perdagangan bebas. Masalah pemerataan distribusi pangan
juga menjadi point kritis. Rantai pasok pangan mengalami distorsi akibat
buruknya kebijakan pangan. Harapan rakyat sejatera dengan pangan murah
berkualitas hanya ilusi! Mahalnya bahan pokok terus terjadi bagai kutukan
kapitalisme yang sulit dihilangkan.
Islam Mewujudkan Negara Kuat
Dengan Ketahanan Dan Kedaulatan Pangan.
Mahalnya harga pangan menunjukkan negara gagal menjamin kebutuhan pangan
murah. Padahal ketersediaan pangan murah berkualitas merupakan indikator negara
makmur sejahtera. Negara harus turun tangan memastikan jaminan ketahanan pangan
ini. Ketahanan pangan artinya kepastian ketersediaan pangan bagi seluruh
rakyat. Negara yang tangguh juga harus bisa mewujudkan kedaulatan pangan, yaitu
terwujud kemandirian pangan. Sektor industri dan perdagangan hasil Pertanian
maju sehingga mampu memasok kebutuhan bagi seluruh rakyat di dalam negri secara merata.
Hal ini tentu karena ditunjang sektor pertanian yang juga kuat. Negara
kuat memiliki visi dan misi yang jelas dan terrealisir pada regulasinya. Tak
ada tarik menarik kepentingan dalam regulasi dengan korporasi swasta yang hanya berorientasi laba. Negara harus
berpihak pada kepentingan dan kemakmuran rakyat. Fakta ini memang terjadi di
beberapa negaa maju, namun tentunya hanya bagi pemenuhan nasional negaranya.
Sementara negara-negara maju tersebut tetap ingin mewujudkan hasrat
kapitalismenya, yaitu meng-eksploitasi bahkan menjajah negri-negri kaya
sumberdaya alam dan manusia seperti negri kita sekarang ini.
Oleh karena itu contoh ideal dan terbaik sebuah negara maju dan kuat
yang berhasil mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan secara global hanyalah
negara islam. Sejarah mencatat negara islam yaitu kekhilafahan islam yang eksis
selama 13 abad atau 1300 tahun. Negara khilafah islam meliputi tiga benua dan
berhasil menebar keadilan serta kesejahteran dibidang pangan dalamnegri hingga
lintas negara. Bukti sejarah ketika rakyat Amerika kelaparan pasca kecamuk
perang federasi antara Amerika utara dan selatan. Saat itu khilafah langsung
mengirim bantuan pangan dengan tulus tanpa melihat sekat agama juga nation.
Demikian pula ketika Irlandia mengalami bencana kelaparan lagi-lagi negara
khilafah turun membantu melebihi inggris kala itu.
Demikianlah Syariat islam menawarkan aturan ekonomi dan tata kelola
pangan yang komprehensif. Hampir nihil fakta import pangan negara khilafah,
apalagi sampai merugikan petani lokal, sebaliknya ekspor dilakukan setelah
rakyat dalam negri tercukupi. Iklim produksi pertanian bergairah. Jika ingin
negri makmur dan berkah, tak ada keraguan untuk berhukum hanya pada,aturan
sempurna milik zat maha sempurna yaitu Allah swt. Wallahu 'alam.
.png)
Komentar
Posting Komentar