Kekisruhan Assalamu’alaikum dan Salam Pancasila

Oleh Ira Fuji Lestari


Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) hendak mengganti salam muslim “assalamua’laikum” dengan salam Pancasila. Padahal BPIP tidak pernah punya keinginan mengganti assalamu’alaikum dengan Pancasila. Hal ini dijelaskan oleh Direktorat sosialisasi komunikasi dan jaringan BPIP dalam siaran persnya, Sabtu (22/2/2020). BPIP memahami isu ini berangkat dari petikan wawancara Program Blakblakan detikcom dengan kepala BPIP Yudian Wahyudi, videonya ditayangkan tangga l1 Februari, “Iya, salam Pancasila. Salam itu kan maksudnya mohon ijin dan permohonan kepada seseorang sekaligus mendoakan agar kita selamat, itulah makna salam. Nah bahasa Arabnya Assalamualaikum Wr Wb,” ujar Yudian. Maka kata dia, untuk di publik cukup dengan kesepakatan nasional misalnya salam Pancasila, “Salam Pancasila sebagai salam kebangsaan diperkenalkan untuk menumbuhkan kembali semangat kebangsaan, serta menguatkan persatuan dan kesatuan yang terganggu karena menguatnya sikap intoleran,” ucapnya.

Wacana mengganti assalamu’alaikum dengan Pancasila merupakan efek dari kebebasan yang kebablasan, karena dengan kebebasan tadi seseorang bisa melakukan apa pun tanpa bersandar kepada agama, termasuk mengganti atau mengubah aturan dari Sang Khalik. Inilah kebebasan yang dijunjung tinggi sistem kapitalis, memisahkan agama dengan kehidupan merupakan akidah dari sistem ini. Maka wajar jika seseorang di dalam kehidupannya berperilaku bebas tanpa berpikir halal dan haram. Sistem kapitalis ini sangat berbahaya bagi kaum muslimin karena dapat memisahkan aturan Islam dari kaum muslimin. Kapitalisme ini berasal dari barat, yang mereka sebarkan ke negri-negri muslim untuk menghancurkan kaum muslimin sendiri, bahkan keberhasilannya mereka adalah mampu memecah belah umat islam dan menyekat-nyekat daulah menjadi negara-negara bagian, sehingga dihembuskan pada mereka rasa nasionalisme. Sudah terbukti ketika seorang dari kaum muslim yang sudah terpapar nasionalisme akibat sisitem yang dipakai ini, berani mengubah assalamu’alaikum menjadi salam pancasila. Dimana salam pancasila yang nantinya akan menjadi salam dari simbol salah satu negara. Berbeda halnya dengan assalamu’alaikum yang merupakan identitas muslim dan contoh adab yang Rosulullah SAW berikan kepada umatnya, dan tak hanya itu ada makna dan doa yang terkandung di dalam assalamu’alaikum tersebut.

Maka dari itu kita sebagai umat islam harus menyadari adanya ini adalah bagian upaya barat sekuler menjauhkan muslim dari keterikatan terhadap agama dan ingin mengganti identitas islam dengan identitas sekuler. Sudah saatnya umat bangkit dengan keterpurukan dan kedzoliman yang dilakukan kaum kapitalis liberal terhadap kaum muslim, dengan kembali kepada syariat islam secara kaffah. Dimana syariat kaffah ini bisa menjadi solusi untuk segala permasalahan yang dialami oleh umat. Dimana umat mau dibina agar pemikiran pemikiran kapitalisme terbuang dan diganti dengan pemikiran-pemikiran islam, sehingga syariat islam segera tegak.

Maka sebagai seorang muslim wajib untuk menolak wacana perubahan assalamu’alaikum dengan pancasila, karena hal tersebut bertentangan dengan ajaran islam, seperti sabda Rosulullah SAW yang artinya, “Apabila bertemu ucapkanlah salam..” (H.R. Muslim). Mari kita kembali kepada islam, menerapkan islam secara kaffah dalam bingkai khilafah.

Komentar

Postingan Populer

Pengunjung

Flag Counter