Yang Kasih Hidup Kamu Siapa? Potret Sekulerisme Akut pada Rezim Neolib

Oleh Siti Nurfadilah


Diketahui Menkominfo baru saja menggelar acara internal pada Kamis (31/1/2019) di Hall Basket Senayan, Jakarta.  Pada acara yang membahas tentang pemilihan dua buah desain Sosialisasi Pemilu yang diusulkan untuk Gedung Kominfo dengan gaya pengambilan suara. Kemudian ada 2 pegawai yang maju untuk memberikan penilaian, dan pada saat itu keduanya berbeda pilhan dan masing-masing memberikan pilihan berserta alasan.
Ibu yang maju pertama memilih desain nomor 2, Sedangkan ibu yang kedua memilih desain nomor 1
Ibu pertama  tersebut pun kemudian memberikan alasan memilih desain tersebut nomor 2, yang justru malah menjurus ke pemilihan presiden.
Berkat jawaban Ibu tersebut pun membuat Menkominfo sontak kaget.
Sedangkan ibu yang kedua memilih desain nomor 1, Sang ibu tersebut juga menerangkan memilih nomor 1 karena warna yang cerah.
Menkominfo Rudiantara sotak kaget seakan tidak menerima alasan ibu kedua, sontak terlontar pernyataan sebelum sang Ibu tersebut kembali duduk tentang siapa yang membayar gaji pengawai di kementeriannya.
Demokrasi lahir dan tercipta yang katanya dari Rakyat, untuk Rakyat Kembali  Ke Rakyat, Arti politik di Indonesia adalah suatu ilmu seni berkemungkinan dan berkepentingan untuk memperebutkan sebuah kursi kekuasaan dengan segala cara pun yang diraih.Dan kemudian lengser hanya dalam kurun waktu 5 tahun. Tahu 2019 Menjelang Pesta pemilihan Presiden dan Wakil Presiden persaingan politik di Indonesia semakin memanas, ibarat seperti air direbus menggunakan teko mendidih dan meluap luap airnya karena panas, begitu juga para calon kandidat Pilpres, sudah mulai kelihatan dan nampak jelas, berambisi untuk memenangkan sebuah kursi kekuasaan, rela apa pun dan segala cara yang dilakukan oleh para Calon Kandidat. Terlihat dari segala sisi aktivitas di dalam pemerintahan selalu dikaitkan dengan pemilihan antar 2 kub, seperti halnya kasus di atas.
Indonseia dengan mayoritas masyarakat Muslim sudah menjadi kepastian bahwa jika cara seperti itu terus menerus diterapkan dalam dunia Politik menghalangi Rakyat untuk tunduk pada syariat Allah SWT. Di sisi lain salah satu syarat untuk menjadi Pemimpin di Indonesia sendiri ialah harus beragama Islam, Namun jika nantinya para pemimpin semakin jauh dari Islam, tidak tunduk pada Syariat Allah SWT juga, maka Pemimpin dan Rakyat secara bersamaan terjerumus pada kehidupan yang rusak dan jauh dari keberkahan karena menerapkan sistem sekulerisme dalam segala urusan yang berkaitan dengan pemerintahan.
Umat Muslim meyakini bahwa eksistensi politik sudah ada sejak jaman Rasulullah, salah satu yang menjadi bukti sejarah perpolitikan pada masa itu adalah ketika mengangkat seorang khalifah (kepala negara pengganti Rasulullah). Dalam mengangkat seorang khalifah, para sahabat memberikan syarat kepada khalifah agar memegang teguh Al Quran dan As Sunnah untuk kemudian dijadikan sebagai acuan dalam menetapkan hukum. Karena mereka tahu betul bahwa politik tidak bisa dipisahkan dari agama, sehingga dalam pengangkatan khalifah harus didasarkan pada pertimbangan yang terbaik. Dalam naungan khalifah rakyat sejahtera, hidup dekat dengan keberkahan. Sudah saatnya umat Muslim rindu akan penegakan Islam dan penerapan syariat Islam yang akan menjadi rahmat untuk seluruh alam.

Komentar

Postingan Populer

Pengunjung

Flag Counter