Warga Dayeuh kolot " Langganan " Banjir
Oleh : Neng Sri
Setiap memasuki musim penghujan warga Dayeuhkolot terutama yang berdomisili di kp. Bojongasih, desa dayeuhkolot selalu " langganan " banjir, bagaimana tidak warga di sana sudah merasa bosan dengan kondisi banjir yang tak kunjung selesai, kepemimpinan berganti tiap periode tidak mampu menyelesaikan permasalahan banjir di kampung ini.
Warga kp. Bojongasih paling yang merasakan sekali dampak banjir karena mengganggu aktivitas mereka.
Khususnya aktivitas ekonomi dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari hari. Sempat surut beberapa hari, banjir kembali menggenangi kampung bojongasih desa dayeuhkolot kabupaten bandung.
Air mulai menggenang pada rabu 27 november hingga kamis 28 november sekitar pukul 18.00 wib
" sudah bingung harus bagaimana lagi selalu banjir saat hujan turun apalagi merata di seluruh bandung," ujur Ega, salah seorang warga bojongasih. ( AyoBandung.com )
Mereka tidak bisa mencari nafkah karena terganggu dengan banjir, Ega yang setiap hari nya mencari penghidupan dengan berjualan nasi kuning, akhirnya tidak bisa berjualan. Bukan hanya lapak dagangan nya yang tereendam, tetapi juga dia tidak bisa memasak dirumah nya karena air memenuhi seluruh ruangan rumah nya. " ingin nya pemerintah bisa mengurus banjir sampai tuntas,"
Tuturnya.
Banjir kabupaten bandung memang masalah yang sangat pelik, karena kejadian ini terus berulang dan tidak ada perubahan sama sekali.
Akhirnya masyarakat khususnya warga di bojongasih mempertanyakan keseriusan dan kesungguhan pemerintah untuk menyelesaikan masalah banjir.
Beginilah dampak nya, jika sistem sekuler kapitalisme diterapkan aturan buatan manusia yang memisahkan agama dari kehidupan.
Pemerintah tak akan mampu menyelesaikan masalah banjir dengan tuntas.
Banjir kabupaten bandung seolah seperti benang kusut yang tidak tau arah ujung nya.
Permasalahan ini bermula dari hulu ke hilir, ditambah dengan kebijakan pemerintah yang jelas jelas berpihak pada penguasa, khususnya penggunaan lahan dan tata kota yang kacau.
Daerah daerah resapan air yang harus nya tidak boleh dibangun perumahan sekarang sudah beralih fungsi untuk membangun perumahan.
Dan rumah rumah warga yang dibangun di pinggiran sungai, tidak lupa banyak warga yang membuang sampah sembarangan ke sungai hingga tercemar oleh limbah sampah dan kotor sehingga sungai menjadi sempit
.Oleh karena itu,
Islam lah satu satu nya sistem kehidupan yang mampu menyelesaikan masalah banjir hingga tuntas sampai ke akar nya.
Mulai dari masalah pengaturan tata kota agar tidak terjadi alih fungsi lahan yang akan menyebabkan kerusakan alam dimana mana, ditambah kebijakan pun akan berpijak pasa kemaslahatan warga.
Landasan penyelesaian semata mata karena menjalankan amanah ke pemimpinan karena Alloh SWT.
Seorang pemimpin akan dimintai pertanggung jawabn di akhirat nanti.

Komentar
Posting Komentar