Korupsi Merajalela dalam sistem Kapitalis Sekular

Oleh : Nena

Korupsi telah menjadi penyakit yang lazim menjangkiti para pejabat, mengubah mereka menjadi sosok "tikus berdasi" yang terus mencari celah untuk memperkaya diri. Praktik ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di berbagai belahan dunia. Seiring waktu, para koruptor terus bermunculan, mencari berbagai cara untuk merampas kekayaan rakyat demi kepentingan pribadi.

Sejarah mencatat bahwa praktik korupsi sudah berlangsung sejak era kolonial Hindia Belanda. Hingga kini, permasalahan ini seolah tak berujung, bahkan semakin menggila. Jumlah uang yang dikorupsi terus meningkat, mencapai triliunan hingga kuadriliunan rupiah.

Kasus Korupsi PT Pertamina

Setelah skandal korupsi sektor pertambangan senilai Rp271 triliun serta klaim OCCRP yang menyebut Jokowi sebagai pemimpin terkorup tahun 2024, kini skandal lain mencuat dari PT Pertamina Patra Niaga.

Dilansir dari BBC (25/02/2025), Kejaksaan Agung menetapkan tujuh orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi terkait tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina serta sejumlah kontraktor kerja sama periode 2018–2023. Dugaan korupsi ini telah merugikan negara hingga Rp193,7 triliun.

Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), Abdul Qohar, mengungkapkan bahwa para tersangka diduga melakukan pengoplosan bahan bakar minyak (BBM). Mereka mencampur produk kilang dengan kadar RON 90 (setara Pertalite) dan RON 88 dengan BBM berkadar RON 92 (setara Pertamax) di PT Orbit Terminal Merak.

Pihak PT Pertamina Patra Niaga sebelumnya membantah adanya praktik pengoplosan BBM Pertamax. Namun, dalam praktiknya, mereka menyiasati pengadaan barang dengan mengurangi produksi kilang dalam negeri dan beralih ke impor minyak mentah. Kontraktor kerja sama juga menolak membeli minyak mentah domestik, lalu mencampurnya untuk mendapatkan selisih harga yang besar. Akibatnya, rakyat yang dirugikan merasa geram dengan praktik tersebut.

Korupsi: Masalah Sistemik

Korupsi bukan sekadar persoalan individu, melainkan masalah sistemik yang mencakup berbagai aspek kehidupan. Penyebab utama dari terus berulangnya kasus korupsi adalah sistem yang diterapkan saat ini, yaitu sistem kapitalisme-sekuler.

Sistem ini berlandaskan pada asas manfaat, hedonisme, dan kebebasan, sehingga memberikan ruang bagi individu untuk menghalalkan segala cara demi keuntungan materi. Pendidikan yang diterapkan pun gagal membentuk generasi yang bertakwa. Dengan dipisahkannya nilai agama dari kehidupan, sekolah hanya berfungsi sebagai tempat memperoleh ilmu tanpa adanya penanaman moral dan kesadaran bahwa segala perbuatan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

Selain itu, lemahnya penegakan hukum terhadap koruptor juga menjadi faktor utama. Hukuman yang ringan dan aturan yang mudah diubah memungkinkan para pelaku untuk terus mencari celah guna menghindari jerat hukum.

Islam sebagai Solusi Menyeluruh

Untuk memberantas korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, diperlukan perubahan sistem yang mendasar. Islam hadir bukan hanya sebagai agama, tetapi juga sebagai ideologi yang membawa aturan lengkap dari Allah untuk mengatur kehidupan manusia.

Dalam sistem Islam, pendidikan berbasis akidah menjadi prioritas. Setiap individu diberikan akses mudah untuk belajar, dengan kurikulum yang membentuk karakter beriman dan bertakwa. Sehingga, ketika mereka menduduki jabatan, mereka akan melaksanakan tugas dengan penuh amanah, menyadari bahwa setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan di akhirat.

Masyarakat juga memiliki kewajiban untuk menegakkan amar makruf nahi mungkar, termasuk mengawasi para pemimpin agar tidak terjerumus dalam korupsi. Di sisi lain, sistem hukum Islam menerapkan sanksi tegas yang tidak bisa dimanipulasi. Hukuman bagi koruptor ditentukan berdasarkan tingkat kerugian yang ditimbulkan dan diterapkan tanpa kompromi. Dengan mekanisme ini, peluang korupsi dapat ditekan hingga ke akar-akarnya.

Dengan demikian, terbukti bahwa hanya Islam yang mampu memberikan solusi nyata dalam memberantas korupsi. Sudah saatnya umat sadar dan beralih kepada sistem yang benar, yaitu sistem Islam, dengan terus memperjuangkan penerapannya di seluruh aspek kehidupan. Wallahu alam

Komentar

Postingan Populer

Pengunjung

Flag Counter