Perjuangan Seorang Guru

Oleh Ida Widyawa

Belum lama ini Bupati Bandung Dadang Supriatna menghadiri dan mengapresiasi seminar nasional yang berjudul “How to Be a Great Teacher” yang diadakan di Gedung Budaya Soreang, Selasa, 11 November 2025.

Menyoal di dalamnya seminar yang bertema “How to Be a Great Teacher” atau yang berarti “Bagaimana Menjadi Guru yang Hebat.”

Di era sekarang ini, untuk menjadi seorang guru yang hebat dan bisa mencetak generasi yang baik dan berakhlak mulia adalah perjuangan yang sulit, karena sistem pemerintahan yang dianut adalah sekuler kapitalis, sehingga melahirkan banyak sekali kendala dan kerusakan moral anak bangsa, serta tantangan yang harus dihadapi bukan hanya untuk seorang guru tetapi juga seluruh rakyat Indonesia.

Banyaknya kasus yang terjadi seperti bullying, kekerasan, anak-anak yang memakai narkoba, tawuran, dan pergaulan bebas. Bukan hanya guru serta pendidik yang harus bertanggung jawab, orang tua, lingkungan, dan yang terpenting adalah negara atau pemerintahlah yang harus langsung turun tangan, agar tidak terjadi lagi. Selain itu, haruslah ada hukum yang bisa menimbulkan efek jera bagi para pelaku.

Menjadi seorang guru yang hebat itu haruslah mempunyai ilmu pengetahuan dan kemampuan yang lebih baik dari siswa yang dididiknya, serta berakhlak sholeh/sholehah, agar menjadi teladan untuk siswanya.

Tugas guru saat ini semakin berat dan harus bekerja lebih baik lagi, sehingga tidak sedikit guru yang kadang menyampingkan peran/tugas utamanya di rumah, yaitu keluarga, karena berbenturan dengan tugasnya di sekolah untuk mendisiplinkan dan mengajar siswa/siswinya.

Kang DS (Dadang Supriatan) juga menyampaikan bahwa guru jangan berpikir materialistis karena sudah digaji, padahal pernyataan seperti itu tidaklah pantas diungkapkan, apalagi beliau seorang pemimpin. Pernyataan itu sebenarnya sangat menyinggung para guru, sebab hal itu seolah menyepelekan peran guru yang bisa jadi pandangannya adalah uang, padahal banyak sekali yang menjadi guru honorer yang digaji tidak layak, bahkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan seorang guru haruslah sejahtera, karena tugasnya adalah mencerdaskan anak bangsa. Seharusnya pemerintah/negaralah yang bertugas menyejahterakan kehidupan guru dan seluruh rakyat.

Di masa kejayaan Islam, di era kekhilafahan dulu, gaji yang diberikan Khalifah kepada guru sangatlah besar, dan itu adalah bentuk penghargaan kepada guru, karena tugas menjadi seorang guru sangat berat, yaitu mendidik dan menjadikan generasi masa depan baik, sholeh/sholehah, dan berakhlak mulia, serta menjauhkan dan membentengi dari pemahaman-pemahaman yang bisa merusak pemikiran siswanya.

Itulah keberhasilan suatu negara dalam menyejahterakan rakyatnya dalam segala bidang, apabila negara menerapkan sistem Islam dalam aspek kehidupan. Wallahu a’lam bishawab.

Komentar

Postingan Populer

Pengunjung

Flag Counter