Tragedi Audrey Akankah terus berulang?
Beberapa hari ini, dunia maya dihebohkan dengan adanya kasus
bullying yang semakin marak. Salahsatunya Audrey, siswi di Pontianak yang
mengalami pengeroyokan serta penganiayaan oleh 12 orang yang berstatus siswi
SMA. (tribunnews, 10/4/2019) Kasus bullying ini memang kerap terjadi dikalangan
sekolah, mulai dari SD hingga perkuliahan. Namun meskipun banyak terjadi, belum
ada tindakan nyata untuk mencegahnya terjadi lagi dan lagi.
Viralnya kasus perundungan yang dialami Audrey ini menjadi
perhatian banyak pihak, termasuk pengacara kondang Hotman Paris Hutapea turut
berkomentar. Ia mengatakan bahwa pelaku pengeroyokan Audrey bisa ditahan dan
diadili meski masih di bawah umur, setidaknya lima tahun penjara. Hal ini
sebagaimana telah diatur dalam Pasal 1 ayat 3 Undang-undang nomor 11 tahun 2012
tentang sistem peradilan pidana anak. Anak yang bisa diadili adalah mereka yang
berusia 12 hingga sebelum 18 tahun. Pertanyaannya, cukupkah hanya hukuman
penjara untuk membuat jera pelaku perundungan?
Islam Menjaga Generasi
Jika ditelisik, generasi muda saat ini telah dirusak dari
segala arah. Kanan kiri, depan belakang hingga atas bawah. Mulai dari serangan
Sekulerisme Liberal yang memisahkan agama dari kehidupan hingga kebebasan dalam
menjalani kehidupan yang mereka inginkan. Tentu, kebebasan yang dimaksud adalah
kebebasan tanpa batas dalam segala aspek. Termasuk aspek bertingkah laku. Di
sisi lain, derasnya informasi dari media yang seolah tak terkendali dengan
konten-konten kekerasan didalamnya, mulai dari Game hingga film yang pada
akhirnya mudah ditiru dalam kehidupan nyata. Ironis!
Islam memandang bahwa menjaga generasi bukan hanya tugas
orangtua, akan tetapi juga butuh peran dari negara dan masyarakat. Negara
memiliki andil yang sangat besar dalam menyaring segala tontonan di media
apapun yang berpengaruh besar terhadap pembentukan generasi. Begitu pun dengan
masyarakat, mereka juga memiliki tanggung jawab untuk saling menasihati,
mengajak pada kebaikan dan mencegah tindakan yang buruk. Sebab, jika hanya
orangtua yang berperan dalam menjaga generasi muda, sedangkan lingkungan
masyarakat dan negaranya tidak mendukung, maka tidak menutup kemungkinan anak
akan terkontaminasi dengan pengaruh buruk dari lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, peran orangtua sangat penting dalam
membentuk generasi yang baik. Dukungan sistem kehidupan yang diterapkan negara
dan kontrol masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang kondusif juga sangat
diperlukan. Tentu, sistem kehidupan yang bersumber dari Sang Pencipta manusia
yang akan memabawa kebaikan bahkan rahmat bagi seluruh alam.
Bila sistem buatan manusia yang didasarkan dengan ide
demokrasi yang diterapkan, maka fenomena Audrey-audrey yang lain bukan mustahil
akan terjadi. Gagalnya sistem pendidikan yang ada, orang tua yang abai terhadap
kebutuhan dan perkembangan anak, masyarakat yang cenderung permisif dan
individualis, tak heran melahirkan anak-anak miskin simpati dan empati. Semoga
saja peristiwa tragis yang menimpa Audrey bisa menjadi titik balik segenap
pihak negeri ini untuk mulai berbenah dan introspeksi. Dan semoga pula tak ada
lagi Audrey lain yang harus mengalami perundungan sesadis itu. Wallahu alam.
Komentar
Posting Komentar