Kalimat Tauhid Saksi hidup dan Matinya Kaum Muslimin Iman dan Kufur
Oleh : Suryati
Seperti yang kita ketahui beberapa Waktu yang lalu ada
Insiden yang sangat membangkitkan amarah dan su'ur Umat Islam di gemparkan
dengan pembakran panji Rosul yang bertuliskan lafadz Tauhid Laa ilaha illallah
Muhammad a rosululloh, yang kebetulan terjadi pada HSN Hari Santri Nasional tgl
22 Oktober yang di lakukan oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab
dengan mengatakan bahwa ada bendera HTI yang di kibarkan.
Padahal sebelumnya sudah ada pelaturan yang melarang untuk
tidak mengibarkan bendera selain merah putih. Tapi tidak berselang lama setelah
acara di mulai jam 9'30 terjadi aksi pembakaran bendera yang mereka sebut
bendera HTI dengan dalih untuk mengamankan dan demi keamanan tapi yang jelas
pembakaran bendera tersebut yang di lakukan anggota ormas itu sebagai bentuk
kekesalan padaHTI organisasi yang telah di cabut BHPnya oleh pemerintah.
Akibat dari Insiden itu justru menimbulkan banyak reaksi
berbagai kecaman dan perspektif yang menimbulkan persoalan baru sehingga
menjadi perdebatan di berbagai kalangan ada yang menganggap bahwa yang di bakar
adalah bendera tauhid sebagai penista agama,yang di bakar panji Rosululloh:Ar
Royah, ada yang mengatakan yang di bakar bendera HTI kebetulan warnanya sama
hitam dan bertuliskan kalimat tauhid.bahkan ada yang meyakini sebagai bentuk
dukungan terhadap pemerintah yang telah membubarkan HTI sebagai organisasi
terlarang, dan serba kebetulan juga yang membakar itu adalah anggota Banser
sebagai bentukan dari GP Ansor jadi garda terdepan NU yang suka di benturkan di
hadap hadapkan antara FPI dan HTI.
Maka dari itu dengan insiden pembakaran memancing amarah umat Islam yang masih
memiliki ke Imanan dan keyakinan pada tauhid yang di miliki umat beriman,yang
seharusnya di jaga dalam berbagai suasana keimanan seseorang untuk jadi saksi ketika hidup dan mati. Yang
lebih mengherankan Indonesia mayoritas muslim tapi sangat di ragukan ke
imanannya, terbukti banyak nya penista dan menghina ajaran Islam sebagai agama
yang di yakininya, dan selaku penguasa tidak ada tindakan pada orang orang yang
dzolim terhadap agama islam sebagai agama sekaligus Idelogi yang shohih yang di
turunkana Alloh SWT untuk mengatur kehidupan manusia.
Bahkan pernyataan Menkopolhukam wiranto sangat tidak
bijaksana yang mengatakan HTI ormas terlarang kalimat tauhid yang di pakai
untuk memanfaatkan kepentingan,masyarakat jangan terpancing suasana dan berita
yang tidak jelas terkait insiden, Polda Jabar juga mengatakan bahwa 3orang yang
membakar bendera pun tidak bersalah karena tidak ada unsur niat jahat, hanya
spontanitas saja melihat bendera HTI malah yang di tuduh bersalah adalah orang
yang membawa bendera yang jdi pemicu atas insiden tersebut pada hari
santri.seperti itulah hukum yang terjadi di saat ini.
Maka jika mau berkaca dari pengalaman kasus ahok yang
menista Al Qur'an dan hanya fokus agar ahok di hukum atas perbuatannya,maka
penghinaan pada islam seperti itu akan terus terulang dan terjadi lagi yang
seolah Islam itu hanya sebagai ledekan dan cemoohan para pembenci Islam kepada
kaum muslimin akibat hukum dan sanksi yang di terapkan di negri ini tidak
membuat efek jera pada para pelaku pembuat dosa, umat Islam pun akan merasa
lelah dan letih karena di mainkan terus dan di pancing emosinya oleh para
penista yang datang silih berganti karena saat ini sistem yang di pakai adalah
sekularisme yang sudah nyataitu Umat butuh hukum dan sistem aturan hidup yang
akan melindungi dalam menyelesaikan berbagai persoalan penista Agama. Semua itu
akan selesai jika hukum yang di terapkan hukum Islam, Saat ini Umat sangat
membutuhkan hukum yang melindungi yang tertindas dan memberi efek jera pada
pelaku kejahatan Semua itu akan bisa selesai dengan aturan Islam yang di pimpin
oleh seorang khalifah yang menerapkan syariat Allah hanya itulah kehidupan
manusia akan selamat.
Wallohu a'lam bii ashowab
Komentar
Posting Komentar