People Power Menghilangkan Kedzaliman?
Oleh Aulia Aula Dina
Baru-baru ini, tidak
sedikit bermunculan berita tentang adanya kelicikan-kelicikan yang dilakukan oleh
salah satu kubu paslon capres dan cawapres pada hasil hitung suara sesungguhnya
(real count) pemilu presiden yang telah dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
Pemberitaan ini mengakibatkan banyak pihak mengatakan akan adanya kekuatan people power yang dapat menggulingkan
presiden yang terbukti melakukan
kecurangan atas hasil real count.
Kata people power ini sudah tidak asing lagi
bagi kita masyarakat Indonesia, karena hal ini pernah terjadi pada masa
kepemimpinan presiden Soeharto (1998), yang saat itu masyarakat dan para
mahasiswa turun langsung ke jalan-jalan untuk melakukan aksi demonstrasi demi
terjadinya pergantian kepemimpinan dari era orde baru ke era orde reformasi.
Istilah people power merupakan istilah politik
yang menunjukan kekuatan masyarakat untuk menjatuhkan pemimpin atau presiden
dari jabatannya yang terbukti telah melanggar konstitusi atau melakukan
penyimpangan-penyimpangan. People power
secara umum artinya adalah kekuatan masyarakat dalam melakukan perlawanan atau
bentuk protes pada pemimpin yang zalim.
People power adalah sesuatu hal yang biasa terjadi pada negara-negara
yang menganut sistem pemerintahan demokrasi. Hal ini dikarenakan dalam sistem
demokrasi kedaulatan ada di tangan rakyat, apabila rakyat merasa pemimpinnya
sudah tidak menjalankan tugasnya secara benar maka rakyat akan turun langsung
atau melakukan demonstrasi besar-besaran demi menggulingkan pemimpinnya.
Tetapi, apakah cara mengganti pimpin dengan people
power benar menurut Islam?
Dalam sistem Islam,
cara untuk mengganti pemimpin yang zalim adalah dengan memberikan kesadaran umum
dan membimbing pemikiran umat tentang bagaimana pemimpin yang baik menurut
Islam, yaitu pemimpin yang menjalankan syariat Allah dalam segala aspek
bernegara dan mengatur masyarakat dengan aturan Islam. Ketika umat sudah
memiliki satu pemikiran dan kesadaran yang sama tentang harus seperti apa sosok
pemimpin yang diperintahkan dalam Islam, maka umat akan mencari sosok calon
pemimpin sesuai kriteria syariat Islam yang akan menggantikan pemimpin yang
zalim, dan umat akan memberikan kekuasaan penuh kepadanya untuk mengatur negara
sesuai syariat Islam.
Berbeda dengan people power dalam sistem demokrasi, people power ada hanya karena masyarakat
merasa terzalimi dan ingin mengganti pemimpinnya. Hanya dengan dukungan
semangat dan rasa terzalimi saja masyarakat turun ke jalan-jalan, tetapi setelah
menggulingkan pemimpin yang zalim tersebut, masyarakat tidak mengerti bagaimana
langkah selanjutnya dan seperti apa sosok selanjutnya yang harus mereka pilih
agar tidak kembali terzalimi.
Oleh karena itu,
sebaik-baiknya sistem adalah sistem Islam yang selalu mengajarkan kita untuk
membentuk pola pikir Islam terlebih dahulu sebelum bertindak, agar kita tahu
apa langkah selanjutnya yang harus dilakukan tanpa melanggar aturan Allah dan
demi kebaikan umat dalam menjalankan syariat Islam.
Allahu A’lam Bish Shawab
Komentar
Posting Komentar