Sistem Islam, solusi konflik Papua

oleh : Nena Fatimah

Belum lama ini Indonesia kembali dikejutkan dengan berita kerusuahan yang terjadi di Papua. Padahal pada bulan Desember 2018, Peristiwa penembakan yang menewaskan belasan pekerja pembangunan sebuah jembatan yang merupakan bagian dari proyek Trans Papua telah mengguncang Indonesia.


Peristiwa yang terjadi di Kabupaten Nduga itu berbuntut perang informasi antara aparat Indonesia dan kalangan Organisasi Papua Merdeka (OPM), serta memicu lagi percakapan tentang situasi keamanan di wilayah paling timur Indonesia.

Dalam kerusuhan itu massa membakar gedung DPRD Papua Barat. Akibat pembakaran gedung DPRD Papua Barat, sejumlah ruas jalan ditutup. Salah satunya adalah jalan utama di daerah itu, Jalan Yos Sudarso. Peristiwa berawal dari aksi protes warga atas dugaan persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di sejumlah daerah di Jawa Timur. (kompas.com)

Kerusuhan yang terjadi di Papua telah menghasilkan tujuh tuntutan warga Papua kepada Pemerintah. Seperti dilansir dalam Liputan6.com, Kapolri Jenderal Tito Karnavian,Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto,serta Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto pada Kamis, 22 Agustus mendatangi Papua. Kedatangannya untuk meninjau keadaan Papua yang sedang terjadi insiden mulai dari pengepungan asrama disertai kekerasan terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya serta kerusuhan di Manokwari.

Pada pertemuan tersebut, diketahui ada tujuan tuntutan masyarakat Papua untuk pemerintah. Salah satu tuntutan yang menjadi ancaman besar bagi negeri ini yakni meminta pemerintah untuk memberikan kebebasan kepada Papua menentukan nasib sendiri. Inilah yang kelak akan menghancurkan Persatuan Indonesia.

Tuntutan yang diajukan Warga Papua kepada Pemerintah menunjukkan kegagalan pemerintah dalam menjaga keutuhan negeri ini. Hilangnya peran pemerintah sebagai pelayan rakyat yang mengurusi segala urusan mereka mengakibatkan rakyat terlantar.

Gagalnya Pemerintah mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran, terkhusus Papua yang disana terdapat Sumber Daya Alam emas yang melimpah namun masyarakat disekitar tak merasakan hasil dari kekayaan yang dimiliki, kemudian terkikisnya rasa keadilan, hukum yang tidak tegas diperlihatkan oleh rezim saat menghadapi Organisasi Papua Merdeka, ketidakberdayaan Pemerintah mengahadapi kaum separatis, serta ketidakseriusan Pemerintah dalam melindungi warga disana dari para provokator yang ingin memisahkan diri dari Indonesia.

Hal itu tak lepas dari sistem yang telah lama menaungi Indonesia hingga akhirnya akan membuat negeri ini perlahan menuju kehancuran jika bertahan dengan sistem yang rusak. Sistem sekuler kapitalis meniscayakan munculnya kerusakan-kerusakan diberbagai sendi kehidupan. Sistem ini hanya akan melahirkan rezim yang tunduk terhadap para kapital, tanpa menjadikan kesejahteraan rakyat sebagai prioritas utama yang patut diperhatikan.

Bahkan, sistem ini akan membuat rezim yang berkuasa dari hasil sistem sekuler, senantiasa bekerja sesuai dengan roadmap yang ditentukan sistem ini. Tak peduli jika harus mengorbankan kepentingan rakyat. Sistem ini berpotensi memecah belah sebuah negara, karena rakyat yang berada didalamnya merasakan keterpurukan dan kedzoliman yang tak pernah reda hingga muncullah dalam benak mereka inisiatif untuk menentukan nasib sendiri.

Sehingga solusi yang terbaik untuk menyelesaikan seluruh permasalahan yang tersistem ini termasuk permasalahan di Papua, yakni dengan mencampakkan sistem sekuler kapitalis, lalu mengadopsi sistem terbaik dan benar yaitu sistem Islam.

Sistem Islam yang diterapkan dalam sebuah negara khilafah akan menghasilkan pemimpin yang bertanggung jawab penuh terhadap amanahnya sebagai pelayan rakyat, mengurusi seluruh urusan rakyat, secara maksimal dan profesional sesuai hukum-hukum Islam dalam mewujudkan kesejahteraan, kemakmuran, keadilan dan keamanan yang menjadi hak rakyat.

Menerapkan peraturan dan sanksi yang tegas terhadap masyarakat yang memberontak dan memprovokasi untuk memisahkan diri dari kekhilafahan. Kekhilafahan akan menjaga dengan ketat wilayah daulah dari masuknya para penjajah. Hal ini dilakukan sebagai upaya menjaga pemikiran rakyat dalam kekhilafahan dari pemikiran sesat yang disebarkan oleh para penjajah. Wallohu'alam

Komentar

Postingan Populer

Pengunjung

Flag Counter