POTRET BURAM KEADILAN DI NEGERI INI
Oleh : Ratna Juwita
Wakil Ketua MPR RI
Abdul Muhaimin Iskandar ikut mengomentari tentang kasus hukum yang saat
ini menimpa Baiq Nuril. Cak Imin mengatakan, kasus Ibu Nuril mencederai rasa
keadilan di masyarakat, dan mendesak agar Ibu Nuril dibebaskan dari segala
tuntutan hukum.(REPUBLIKA.CO.ID)
“Dia merekam semua
itu kan supaya terhindar dari fitnah. Dia punya anak yang masih menyusu, punya
suami. Atasannya yang selalu menggoda, kok malah Bu Nuril yang dihukum. Ini mencederai
rasa keadilan masyarakat,” kata Cak Imin di Jakarta, Sabtu (17/11)
Imin menjelaskan dirinya tidak punya niat untuk mencampuri
proses hukum yang saat ini berjalan. Menurutnya, kekuasaan judikatif harus bersih dari intervensi pihak mana pun.
Namun Cak Imin juga meminta kasus Ibu Nuril dilihat secara proporsional dan
memenuhi rasa keadilan.
“Ini relasi kuasa antara pimpinannya dengan Ibu Nuril. Dia
merekam semua pembicaraan itu supaya ada bukti bahwa dia tidak selingkuh. Ini
niatnya supaya tidak terjadi fitnah kepada dirinya. Kok malah dia yang
dihukum,” kata dia.
Seperti diketahui, Baiq Nuril merekam percakapannya dengan
Kepala Sekolah berinisial M, yang notabene adalah atasan Baiq Nuril di SMA 7
Mataram, Nusa Tenggara Barat. Percakapan tersebut ditengarai berisi cerita
mesum dari Kepsek M. Tindakan perekaman ini mengakibatkan Nuril dipecat dari
tempatnya bekerja. Nuril juga dilaporkan ke Kepolisian karena dianggap
menyebarkan rekaman percakapannya dengan Kepsek M.
Di persidangan Baiq Nuril mengaku perekaman pembicaraan
tersebut dimaksudkan untuk menjaga keutuhan rumah tangganya, serta untuk
melindungi dirinya karena merasa dilecehkan secara seksual.
“Ini yang saya maksud bahwa Ibu Nuril korban dari relasi
kuasa. Dia merekam pembicaraan untuk melindungi dirinya dari fitnah. Lalu dia
dipecat, dilaporkan, dan sekarang mau dihukum. Rasa keadilannya tidak ada,”
kata Cak Imin.
Cak Imin berharap segera ada upaya hukum untuk memastikan
Baiq Nuril tidak ditahan. Menurutnya, pelecehan seksual yang dialami oleh Ibu
Nuril adalah bukti dari relasi kuasa yang menempatkan Ibu Nuril pada posisi
tidak berkuasa ketika peristiwa itu terjadi.
“Saya tidak ingin mencampuri proses hukum yang berlangsung.
Kalau menggunakan UU ITE, sebaiknya dicek lagi tujuan dari perekaman itu. Saya
minta jangan penjarakan dia. Kita harus menjamin rasa keadilan masyarakat,”
kata Cak Imin.
Kasus diatas hanya segelintir diantara banyak kasus wanita
yang dilecehkan kehormatannya.Berharap pada sistem buatan manusia hanya akan
mendatangkan masalah bukan solusi.Keadilan untuk Baiq Nuril ibarat mimpi jika
hukum yang ada tajam ke bawah dan tumpul ke atas.
Berbeda dengan Islam.Islam memberikan rasa aman untuk
perempuan dan Islam pula memuliakan kehormatan perempuan.
Mari kita lihat kembali pada sejarah ketika Pasukan
Rosululloh SAW mengepung kaum Yahudi yang telah melecehkan seorang wanita
muslimah.
Suatu hari ada wanita muslimah datang ke Pasar Bani Qainuqa’
untuk suatu kebutuhan yang ia perlukan. Ia menghampiri salah satu pedangang
Yahudi, kemudian melakukan transaksi jual beli dengannya. Namun orang Yahudi
berhasrat membuka cadar yang dikenakan sang muslimah karena ingin melihat
wajahnya. Muslimah itu berusaha mencegah gangguan yang dilakukan Yahudi ini.
Tanpa sepengetahuan wanita itu, datang lagi lelaki Yahudi di sisi lainnya, lalu
ia tarik ujung cadarnya dan tampaklah wajah perempuan muslimah tersebut. Wanita
ini pun berteriak, lalu datanglah seorang laki-laki muslim membelanya.
Terjadilah perkelahian antara muslim dan Yahudi dan terbunuhlah Yahudi yang
mengganggu muslimah tadi. Melihat hal itu, orang-orang Yahudi tidak tinggal
diam. Mereka mengeroyok laki-laki tadi hingga ia pun terbunuh.
Ini adalah pelanggaran yang sangat besar. Mereka menganggu
wanita muslimah, kemudian laki-laki Bani Qainuqa’ bersekutu membunuh laki-laki
dari umat Islam.
Respon Umat Islam Terhadap Bani Qainuqa’
Sampailah kabar tentang peristiwa ini kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Segera beliau mengumpulkan para sahabat dan
mempersiapkan pasukan. Lalu, orang-orang munafik dengan gembong mereka Abdullah
bin Ubai bin Salul, memainkan peranannya. Ia berusaha melobi Rasulullah agar
mengurungkan niat mengepung Yahudi Bani Qainuqa’. Namun Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam tidak memperdulikan saran Abdullah bin Ubai.
Tidak menunggu waktu lama, pasukan pun mengepung
perkampungan Bani Qainuqa’.
Ya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memobilisasi
pasukan untuk membela seorang wanita muslimah yang tersingkap auratnya dan
membela darah seorang muslim yang tertumpah. Begitu besarnya arti kehormatan
wanita muslimah dan harga darah seorang muslim di sisi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Beliau siap menanggung resiko kehilangan nyawa para
sahabatnya demi membela kehormatan muslimah.
Begitu tingginya kehormatan seorang wanita dalam pandangan
Islam.Sudah saatnya kita kembali pada aturan Islam yang sudah jelas dapat
memuliakan wanita dan memberi keadilan bagi seluruh umat.Serta solusi tuntas
bagi setiap permasalahan.
Wallahu 'alam.
Komentar
Posting Komentar