UMAT ISLAM MULAI BANGKIT PEMERINTAH TERLIHAT PANIK
Oleh : Suryati
Sejak jaman penjajahan hingga sekarang, sikap
pemerintah terhadap umat Islam terlihat tebang pilih dan bersikap diskriminatif
dibandingkan perlakuannya pada umat yang lain.
Dalam sejarah Islam Indonesia pemerintah menggunakan standard ganda
terhadap kaum muslim seperti ketika umat Islam menguntungkan penguasa, mereka di
junjung di dekati bahkan seolah bersahabat baik. Tapi sebaliknya,
jika di rasa membahayakan kepentingan penguasa, berbagai cara
akan dilakukan untuk menghadangnya walau harus menggunakan cara yang represif.
Ummat Islam dilabeli dan di
tuduh macam-macam, mulai dari tuduhan makar, anti toleransi, anti
kebhinekaan, anti pancasila, bahkan teroris. Bahkan ulama yang lurus
membela hak Allah, akan di cap radikal, teroris atau mengancam Negara, memecah belah
persatuan, dan sebagainya.
Berbeda dengan ulama yang bisa di
jadikan alat, ulama tersebut pasti akan dipelihara, maka
tidak heran Jika saat ini ada ulama yang di jadikan sebagai alat penguasa
sebagai pendorong Mobil mogok yang pada akhirnya akan ditinggalkan.
Meski demikian ulama dan umat Islam tetap tidak akan
bisa di pisahkan. Umat Islam berjuang dan beraktifitas semata mata
Karena Alloh. Teorisme bukan lahir dari Agama tapi merupakan
produk akal yang tidak sehat, hati yang keras dan jiwa yang sombong. Teror adalah
bentuk kekerasan yang tidak ada dalam Islam.
Sungguh miris, umat Islam di cap
radikal ataupun intoleran, agama dianggap sebagai virus
yang membahayakan dan harus di cegah, dan yang anehnya
lagi mereka yang nyebar fitnah berlagak jadi korban yang sebenarnya merekalah
yang menabur bibit bibit kebencian dan perpecahan pada umat Islam yang hanif
lurus dalam da'wah menyampaikan kebenaran.
Fakta membuktikan bahwa umat
islam itu Tidak jelek seperti yang di tuduhkan, justru karena keimananlah dan
rasa senantiasa diawasi Allah dalam setiap aktifitas menjadikan umat
Islam tidak
mungkin membahayakan umat yang lainnya.
Dalam sistem pemerintahan
sekuler, apapun bisa terjadi sebagaimana pemerintah
memunculkan persoalan baru yang tengah terjadi di tengah masyarakat atas
konflik sosial disebabkan persoalan agama dan sara serta konten propokatif
lewat media masa.
Salah satu contohnya, opini yang menyebutkan
ada 41 mesjid yang terindikasi Radikalisme memecah belah bangsa sehingga
pemerintah di minta menanggulangi lewat pendidikan sejak dini kepada masyarakat
dengan
memaknai pancasila. Padahal pengertian Radikalisme secara positif dapat
di kembangkan di semua agama yang di akui pemerintah untuk mencapai perdamaian.
Namun di saat umat bersatu dalam membela
kebenaran ada yang merasa tidak senang, maka di munculkanlah gerakan anti
kebinekaan atau intoleran, musuh islam terus mencari jalan untuk membungkam
kebangkitan, ulama dan umat difitnah dan perekusi, bahkan ulama dibunuh
membuktikan bahwa Rezim sekarang mengidap penyakit akut Islamphobia sangat
nyata.
Untuk kasus penista agama seperti Basuki Tjahaya
purnama alias ahok saja butuh desakan dari Aksi Bela Islam yang di lakukan
jutaan orang,satu lagi bukti dari pemerintahan yang anti Islam, belum
lagi kasus
pembakaran bendera tauhid di nyatakan tidak bersalah karena tidak cukup bukti
melakukan tindakan pidana.
Inilah bukti nyata takutnya
pemerintah akan kebangkitan Islam,takut dengan syariah Islam,takut dengan Umat
Islam paniknya berlebihan karena tak mau kalah dalam Pilpres tahun 2019.
Memang tidak ada jalan lain
lagi,
Agama Islam harus di terapkan dalam kehidupan yang menjadi petunjuk kepada
jalan yang lurus dan kebaikan yang mencegah dari segala keburukan dan
marabahaya akan menghilangkan perpecahan,benci dan senang akan menghadirkan ke
ikhlasan karena Allah, taat mengikuti syariat Allah dan amalnya lurus di
atas petunjuk dan kebenaran Islam,itulah obat yang mujarab untuk membersihkan
diri kita dan seluruh umat dari dosa dengan mengembalikan aturan hidup dengan
berpedoman pada AlQur'an dan as sunnah dengan syariah Islam yang akan
di terapkan,tegakan tauhid dengan panji rosul untuk di kibarkan maka saat
itulah umat Islam berhak mendapatkan janji Alloh yaitu kemenangan Islam
dan tegaknya Daulah Khilafah Islam.
Wallohu a'lam bii ashowab
Komentar
Posting Komentar