Miris! Sistem Kapitalisme semakin parah. Beras di buang saat rakyat kelaparan.
Oleh : Rusmiyanti
Dalam bbrp hari ini masyarakat di hebohkan
dengan pemberitaan yang dinyatakan oleh perum bulog yang akan membuang 20 ribu
ton beras bulog. Beras bulog yg akan di musnahkan berasal dari stok Cadangan
Beras Pemerintah (CBP).Rencana nya beras yang akan di musnahkan karena telah
mengalami penurunan mutu bahkan telah membusuk di gudang bulog.
Beras yang akan di musnahkan oleh
pemerintah apabila di uangkan mencapai 160 miliar dengan harga rata rata 8000
perkilogramnya. Bayangkan dengan beras sebanyak itu berapa banyak kerugian yang
di alami oleh petani kita, belum lagi pernyataan Direktur Operasional dan pelayanan publik Perum bulog bapak Tri
Wahyudi Saleh yang mengatakan pemusnahan
beras tersebut karena sudah melebihi
satu tahun penyimpanan. Menurut beliau data yang di miliki saat ini cadangan
beras di gudang bulog mencapai 2.3 juta ton, dan 100 ribh ton di antaranya
sudah di simpen di atas empat bulan,dan 20 ribu ton lainnya sudah melebihi satu
tahun akibatnya beras ter sebut membusuk.
tentu saja kebijakan pemerintah yang akan
membuang beras menimbulkan permasalahan di masyarakat. Karena seperti kita
ketahui saat ini ber juta juta rakyat Indonesia banyak yang mengalami
kemiskinan dan kelaparan bahkan banyak masyarakat kita yang makan nasi aking
karena tidak mampu membeli beras yang
layak dan bermutu. Beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat kita saat ini. Miris! Sistem kapitalisme
semakin parah beras di buang saat rakyat kelaparan.
Beginilah nasib ketika kita berada pada
sistem kapitalisme yang mana setiap kebijakan selalu mengalami kendala.bahkan
beras berton ton dibiarkan membusuk di gudang Bulog tidak terdistribusikan ke
rakyat karena pemerintah yang selalu mengutamakan impor beras. Kesalahan
pemerintah yang tidak bisa mengelola hasil pangan mengakibatkan rakyat semakin
sengsara.
Sistem kapitalisme yang ada di Indonesia
tentu berlawanan dengan agama Islam. Yang mana di dalam Islam sendiri di
haramkan kebijakan yang mengutamakan keuntungan bukan kemaslahatan bagi umat.
Bahkan negara diharapkan hadir di tengah tengah umat untuk mengurusi urusan baik sandang papan
maupun pangan dan memastikan masyarakat dalam keadaan aman dan sejahtera dan
sebisa mungkin negara menutup kran impor dari negara lain agar petani
sejahtera, rakyat aman sentosa dan bisa mandiri juga tidak di dikte negara
lain. Wallahu alam bii ashowab.
Komentar
Posting Komentar