Amrik Ingin Ambil Alih Palestina, Bukti Bahwa Gencatan Senjata Bukan Akhir.
Oleh Risky Febriyanti.
Perang Israel - Palestina kini sedang masa gencatan senjata. Meskipun demikian keduanya saling tuduh - menuduh melanggar gencatan senjata tersebut seperti dikutip dari KOMPAS.com - Israel dan Hamas saling menuduh gagal menepati perjanjian gencatan senjata yang dimulai pada Minggu (19/1/2025).
Dikutip dari REPUBLIKA.CO.ID, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada Sabtu bahwa ia ingin melihat Yordania, Mesir dan negara-negara Arab lainnya meningkatkan jumlah pengungsi Palestina yang mereka terima dari Jalur Gaza. Hal ini berpotensi memindahkan cukup banyak penduduk untuk “membersihkan” wilayah yang dilanda perang tersebut.
Upaya-upaya yang dilakukan di atas bukan solusi bagi Palestina, pasalnya euforia tersebut hanya sementara, hanya dinilai sebagai jeda atau istirahat bagi mujahid Palestina. Namun setelah itu genosida terus berlanjut melihat statement presiden Amerika Serikat yang mengatakan akan mengambil alih tanah Palestina.
Kemenangan yang diharapkan Palestina dan seluruh umat muslim adalah kemenangan yang hakiki. Warga negara Palestina kembali mendapatkan haknya yaitu tanah Palestina seutuhnya, bukan hidup berdampingan dengan penjajah.
Maka seharusnya kita sebagai seorang muslim mendukung penuh rakyat Palestina untuk merdeka secara hakiki. Kemerdekaan itu bisa diperoleh hanya dengan berjihad melawan Israel, dan menegakkan aturan Islam secara kaffah.
Saat ini penguasa di negeri-negeri muslim hanya bisa mengecam tindakan yang dilakukan Israel tanpa ada tindakan tegas untuk menurunkan tentara-tentara ke Medan perang. Selain itu penguasa-penguasa negeri muslim masih berhubungan merasa dengan negara penjajah, seperti Amerika dan Israel.
Ini bukti pengkhianatan terhadap kaum muslim. Saat saudaranya berjerih-payah melawan penindasan, saudara lainnya bermesraan melakukan hubungan bilateral. Kepentingan-kepentingan antara keduanya lebih penting dibandingkan mengupayakan kemerdekaan atas Palestina.
Selain itu sekat nasionalis juga menancapkan pemahaman nasionalisme yang menjadikan kaum muslim hanya fokus dengan kepentingan tanah air sendiri dan mengabaikan negeri dibelahan lainnya, sehingga umat muslim terpecah belah dan lemah.
Maka dari itu hanya dengan menerapkan hukum Islam, umat Islam bisa bersatu dan menjadi negara adidaya seperti masa penerapan Islam yang mampu menyatukan dua pertiga bagian dunia dalam kedamaian.
Komentar
Posting Komentar