Kerusakan sistem ekonomi kapitalis
Oleh : Eli
Majalah ekonomi asal Inggris, The Ekonomist mengkritik
habis-habisan pemerintahan presiden Joko Widodo dan wakil presiden Jusuf
Kalla.Kritik itu menekankan pada upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia dengan mengedepankan geliat investasi untuk menarik investor.
Dikutip dari CNBC Indonesia, The Ekonomist menyebutkan bahwa
salah satu faktor yang mampu membantu laju pertumbuhan ekonomi suatu negara
adalah investasi.Investasi sendiri merupakan hal yang masih perlu diupayakakan
pemerintah,apalagi melihat potensi pertumbuhan ekonomi yang besar.
Namun,saat ini para investor masih ragu untuk menggelontorkan hartanya
ke Indonesia. Menurut The Ekonomist ada beberapa alasan terjadinya hal
tersebu. Yang pertama, pada saat ini (tahun 2019) merupakan tahun politik. Para
investor masih menahan untuk berinvestasi menunggu siapa presiden terpilih dan
apa kebijakan ekonominya. Seandainya, Jokowi kembali terpilih The Ekonomist
menegaskan banyak pekerjaan rumah yang harus diperhatikan dalam sektor perekonomian
dimana pengembalian pinjaman belum sesuai perjanjian hingga akhir masa jabatan
Jokoei. Selain itu, prospek tahun 2019 nampak tidak lebih baik karena bank
Sentral telah menaikkan suku bunga enam kali dalam sembilan bulan untuk menahan
penurunan mata uang.
Alasan yang kedua, pembangunan infrastruktur yang mendukung untuk
menarik investasi sudah menjadi kunci yang terlihat dalam masa jabatan nya
Jokowi bisa menyelesaikan pembangunan yang tertunda dan membangun yang belum
ada. Alasan ketiga, berkaitan dengan regulasi pemerintah yang terkesan
"Maju Mundur " atau " Plin Plan" dalam mengeluarkan
peraturan. Alasan yg keempat, berkaitan dengan ketenagakerjaan Indonesia yang dinilai
masih belum terampil dan menuntut upah yang lebih tinggi dibanding negara Vietnam.
Padahal Vietnam menjadi saingan terberat Indonesia dalam menarik hati investor.
The
Ekonomist juga mengingatkan agar pemerintah Indonesia lebih serius dalam
melihat potensi ekonomi yang dimiliki, baik dari Sumber Daya Alam (SDA) maupun
bonus Demografinya, sehingga dalam menentukan regulasi bisa tepat objek dan
sasaran. Menanggapi hal tersebut, pihak istana akhirnya buka suara. Staf Khusus
Presiden, Ahmad Erani Yustika menyampaikan bahwa banyak kritik yang perlu
diklarifikasi karena tidak didasarkan data yang akurat dan peta komprehensif
atas kemajuan ekonomi Indonesia dari waktu ke waktu.
Inilah potret ekonomi Indonesia yang menunjukkan arah ekonominya tetap
berada di jalur Kapitalisme yang kental dengan praktik Neoliberalisme dan
Neoimperialisme.Sistem ekonomi tersebut di bangun atas dasar Liberalisme(
kebebasan),baik kebebasan kepemilikan,kebebasan pengelolaan harta maupun
kebebasan konsumsi yang terdapat di dalamnya sistem perbankan dengan suku bunga
yang tinggi,berkembangnya sektor non-riil sehingga melahirkan institusi pasar
modal dan perseroan terbatas,utang luar negeri yang menjadi tumpuan dalam
pembiayaan pembangunan dan juga penggunaan sistem moneter yang diterapkan di
seluruh dunia yang tidak di standarkan pada mata uang emas dan perak serta
privatisasi pengelolaan SDA yang merupakan barang milik dan kebutuhan publik.
Penerapan prinsip-prinsip tersebut mengakibatkan kesengsaraan bagi
seluruh umat manusia khususnya Indonesia.Sistem ini membuat SDA Indonesia
terkuras untuk kepentingan investor swasta dan Asing,menjerumuskan penduduk
dalam kemiskinan dan pengangguran serta menghambat Indonesia menjadi negara
maju dan mandiri.
Oleh karena itu "Wahai Kaum Muslim",satu-satu nya cara agar
Indonesia bisa menyelesaikan persoalan ekonomi dengan benar adalah kembali
kepada Islam secara kaffah ( menyeluruh) termasuk dalam aspek pengeloaan
ekonomi.Sebagai contoh pemerintah harus melepaskan ketergantungan pada
pembiayaan hutang. Selain mencekik hutang juga sarat dengan riba yang tidak ada
barokahnya (manfaatnya).Dalam sistem moneter, pemerintah harus meninggalkan
sistem mata uang kertas dan beralih pada mata uang emas dan perak.Pengelolaan
SDA tidak diserahkan kepada pihak swasta dan Asing, pemerintah juga harus mampu
memenuhi kebutuhan pokok(pangan,papan,sandang,pendidikan,kesehatan dan
keamanan) bagi seluruh rakyatnya, baik yang kaya maupun yang miskin, baik islam
maupun kafir.
Dengan menerapkan Islam secara kaffah, cita-cita Indonesia menjadi
negara makmur,sejahtera,maju dan berada dalam keberkahan dari Allah SWT akan
dapat diwujudkan secara bersamaan.
Waallahu a'lam bi ash-shawab.
Komentar
Posting Komentar