Pemimpin Takut Allah SWT Taat Syari'at Bukan Mengkriminalisasi Syari'at
Oleh: Restu Febriani
Pada 17 Februari 2019, dipanggung
debat di Hotel Sultan, Jakarta. Jokowi mengatakan bahwa dirinya hanya takut
kepada Allah SWT. Seperti yang dilansir sinarharapan.co, "Kita ingin negara ini semakin baik dan saya akan pergunakan
seluruh tenaga yang saya miliki, kewenangan yang saya miliki. Tidak ada yang
saya takuti untuk kepentingan nasional, rakyat, bangsa negara. Tidak ada yang
saya takuti kecuali Allah SWT untuk Indonesia maju," ujar Jokowi.
Tentu saja, pernyataan Jokowi
tersebut menuai banyak reaksi pro dan kontra. Untuk masyarakat yang awam, yang
kurang melek politik. Mereka merasa
telah dibuai oleh pernyataan capres nomor 01 tersebut. Karena sejatinya hal ini
adalah sebuah pernyataan yang sangat manis dan elok untuk didengar.
Sedangkan masyarakat yang paham,
mereka mensanksikan pernyataan capres nomor urut 01 tersebut. Hal
ini wajar karena Ungkapan jokowi "hanya takut kepada Allah swt" tidak
sesuai dengan fakta. Banyak hal yg dia janjikan ketika memimpin negara ini
namun ternyata fakta nya banyak kebohongan yang dilakukan. Mulai dari
melindungi LGBT atas nama HAM. Ketika menjanjikan tidak akan impor bahan baku
nyatanya beliau melakukan sebaliknya. Berhutang ribawi. Membubarkan kelompok yang ingin menerapkan
syariat Islam, hingga mengkriminalisasi ulama. Masih banyak sekali
kebijakan-kebijakan Jokowi yang justru bertentangan dengan Islam (hingga
penulis tidak mampu preteli satu-satu, karena saking banyaknya).
Sungguh, rasa takut kepada Allah bukanlah
hanya sekedar ucapan, namun hal ini harusnya terimplikasi di dalam setiap
perbuatan. Terlebih seorang pemimpin suatu negeri yang memiliki rasa takut,
akan berupaya melaksanakan perintah Allah SWT untuk taat kepada syariat-Nya. Jika
Jokowi takut kepada Allah lantas mengapa Syariah dan khilafah yang diwajibkan
Allah swt malah jokowi kriminalisasi? Pemimpin yang takut kepada Allah
tidak akan melanggar hukum syara dan akan takut tidak bisa adil kepada rakyat
nya. Mereka akan sangat takut jika mendholimi rakyat-Nya. Sangat takut jika
membuat rakyat sengsara dengan kebijakan yang telah ditetapkankannya. Bahkan
mereka akan senantiasa tidak merasa aman karena takutnya dengan adzab Allah
SWT.
Jangan sampai ungkapan rasa takut kepada
Allah SWT hanya sebatas pemanis bibir saja untuk meraup suara dan
melanggengkan kekuasaan. Sungguh ini adalah kemungkaran yang sangat besar.
Allah berfirman tentang manusia yang demikian (yang artinya): “Apakah kalian merasa aman dari makar Allah? Tidaklah ada orang
yang merasa aman dari makar Allah kecuali orang-orang yang merugi.”
(QS. Al A’raf: 99).
Wallahua’lam bish showab.
Komentar
Posting Komentar