Masa Depan Dunia Ada Pada Khilafah


Oleh : Rengganis Santika

3 maret 1924,  adalah tanggal yang sangat bersejarah bagi dunia. Saat itu merupakan moment kelam dalam sejarah dunia, karena dunia telah kehilangan sebuah institusi yang telah berhasil dengan gemilang membangun sebuah peradaban emas, yang pernah ada di muka bumi ini. Dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berhutang padanya. Dunia pendidikan yang berkeadaban tak bisa melupakan perannya. Roda perekonomian dunia juga memuji keunggulan nya, karena telah terbukti berhasil membagi kesejahteraan dan keadilan secara merata yang meliputi wilayah  yang begitu luas tanpa membedakan ras dan warna kulit. Begitulah kekaguman seorang Will Durrant ahli sejarah dari barat yang mampu melihat secara objektif dengan kapasitas keilmuan nya memuji eksistensi Khilafah.


Namun sayangnya tak banyak generasi saat ini tahu dan mengingat sejarah itu. Para aktor utama pelaku sejarah penghancur Khilafah, mereka adalah kafir Barat yang masih menyimpan dendam perang salib, tak ingin kebesaran Khilafah diingat apalagi diupayakan untuk kembali. Mereka berupaya sekuat tenaga agar umat islam sendiri insomnia bahkan phobi terhadap Khilafah yang selama lebih dari 1300 tahun tegak berdiri.  Tentu ini bukan waktu yang singkat bahkan bila dibandingkan dengan peradaban manapun yang pernah manggung di pentas dunia, khilafah adalah adidaya sekaligus mercusuar dunia, semua itu adalah bukti historis dan empiris bahwa Khilafah adalah sistem pemerintahan yang kuat dan teruji, yang akhir kisahnya dihabisi oleh sebuah konspirasi licik penuh rekayasa kaum sekuler.

95 tahun sudah berlalu, dunia hidup tanpa Khilafah. Mari bukalah mata, melihat dunia hari ini,  jujurlah untuk memahami apa yang terjadi di dunia saat ini.  Saat sistem aturan kehidupan diserahkan sepenuhnya pada hawa nafsu manusia. Sistem aturan yang berpijak diatas tolak ukur materialisme dan syahwat duniawi yang berwujud dalam demokrasi. Pada saat itu dunia terpecah,  terserak dalam sekat-sekat nasionalisme,  masing-masing sibuk dengan urusan dalam negerinya sendiri padahal diantara mereka yang negaranya berdekatan memiliki akar bahasa, budaya juga genetika yang sama. 
Semua itu karena bahaya sekat-sekat nasionalisme,  negri serumpun pun saling berebut kepentingan bahkan tak jarang abai atas derita saudaranya. Negri-negri yang dulu diikat dalam khilafah kini bisa bertikai berebut pengaruh dan dominasi yang pada akhirnya hanya menyisakan kelemahan, hingga tak mampu kuat berdiri sebagai adidaya apalagi untuk melawan musuh sesungguhnya. Negara-negara yang terpecah dari khilafah kini tak ubahnya seperti hidangan diatas meja yang diperebutkan orang-orang lapar. Demikianlah gambaran hadist dari Rasulullah, padahal kondisi kaum muslimin saat itu adalah mayoritas. Namun mereka tak memiliki perisai dan pelindung yaitu khilafah. Sebab begitulah hakekat keberadaan khilafah yaitu menjadi perisai dan pelindung bagi seluruh warga global baik muslim maupun non muslim.
Hari ini sempurna sudah berbagai bentuk kedzaliman dan krisis kemanusiaan di berbagai negri. Perang yang penuh rekayasa, penjajahan, intimidasi, diskriminasi, persekusi, kelaparan dan pemiskinan hingga penjajahan sumber daya alam suatu negara oleh negara atas nama kapitalisme. Dunia semakin kelam karena kehidupan sosial, politik yang rusak. Penyimpangan kehidupan sosial dari fitrah insani merajalela, zina, aborsi, LGBT. Politik hanya jadi alat kekuasaan bukan sebagai solusi kehidupan. Hukum yang tidak berkeadilan hanya melahirkan kebencian dan kriminal-kriminal baru. Korupsi, suap mendapatkan tempat untuk tumbuh dan mengakar menjadi adat kebiasaan. Dunia kini sedang mengalami sakit yang parah.
Peta dunia terpolarisasi dalam kutub kesenjangan ekonomi  aset kekayaan yang ekstrem.  Kapitalisme yang merupakan ideologi pendukung demokrasi,  dalam bidang ekonomi, berhasil menciptakan kesenjangan yang makin lebar antara sikaya dan si miskin dibawah konsep ekonomi ribawi . Fakta kemiskinan, melanda hampir sebagian besar penduduk bumi. Sekitar lebih dari 80% aset dunia dikuasai hanya oleh kurang lebih 10% penduduk kaya dibumi.
Sekali lagi bukalah mata dan hati, manakah yang terbaik? Gunakan akal sebagai potensi yang Allah lebih kan bagi manusia, begitulah Allah mengajukan pertanyaan retoris bagi kita semua, apakah akan bertahan dengan sistem kehidupan jahiliyah yaitu kapitalisme demokrasi atau memilih syariah yang menerapkan islam secara kaffah dalam naungan khilafah? Khilafah adalah jawaban atas keterpurukan dunia saat ini. Masa depan dunia ada pada khilafah, tak ada kekuatan di dunia yang mampu menghentikan nya, sebab ini adalah proyek besar sang maha pencipta dan pemilik alam yaitu Allah Swt. Seruan persatuan global terus makin kuat terdengar, dakwah global pun tak mengenal kata mati.

Komentar

Postingan Populer

Pengunjung

Flag Counter