Bencana Dan Citra Dunia
Korban gempa yang menimpa
Lombok pada 5/8 lalu menyebabkan 436 orang meninggal dunia dan 352.793 orang
lainnya mengungsi.
Adanya gempa bumi di
Lombok hampir bertepatan dengan pembukaan Asian Games 2018 yang ternyata
pemerintah lebih memprioritaskan Asian Games daripada penanganan penderitaan
rakyatnya, dimana dana untuk pembukaan Asian Games mencapai Rp 685 Miliar.
(Tempo.co)
Dan kemudian pemerintah
juga mengumumkan kenaikan gaji PNS ditengah bencana Lombok, hal itu membuat
beberapa kalangan berasumsi bahwa pemerintah lebih mementingkan citra dimata
dunia daripada bekerja keras membantu kebutuhan rakyatnya.
Sebagai masyarakat yang
cerdas kita perlu memahami secara hakiki tentang bencana, secara fakta sejarah
bahwasanya setiap bencana itu semua adalah bersifat azab yang diturunkan Allah
SWT, tetapi penguasa dan rakyat memahami
bencana itu hanya sebatas fenomena alam, misalnya gempa itu terjadi karena
disebabkan gerakan lempengan jadi pemikirannya hampir mentok sampai disitu
padahal siapa yang mampu menggerakkan lempengan itu selain Allah, dan tidak
semata-mata Allah menggerakkan lempengan bumi agar menjadi bencana gempa
kecuali ada maksiat dibumi itu. Maka sudah jelas bahwa setiap bencana itu
selalu terkait dengan adanya kemaksiatan, hanya saja mungkin pemerintah dan
masyarakat tidak memandang bahwa disitu ada aktivitas kemaksiatan.
Dan Rasulullah SAW menyikapi gempa bumi sebagai teguran dari
Allah karena ada kemaksiatan, bahwa suatu kali terjadi gempa bumi di Madinah
Nabi SAW meletakkan kedua tangannya diatas tanah dan berkata "tenanglah
belum datang saatnya bagimu" lalu Nabi SAW menoleh kepada para sahabat dan
berkata "sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian...maka jawablah (buatlah Allah ridha kepada kalian).
Terkait dengan bencana
gempa bumi di Lombok pemerintah dan masyarakat harusnya introspeksi (muhasabah) atas aturan-aturan yang sudah
dijalankan apakah bertentangan dengan syariah Islam atau tidak?
Dan kemudian Allah juga
memerintahkan kepada manusia untuk lebih mengutamakan menolong pada yang
membutuhkan pertolongan dibandingkan dengan sesuatu yang bersifat hiburan
terlebih lagi untuk hiburan tersebut mengeluarkan dana yang sangat besar yang
cenderung lebih kepada pencitraan nama baik dimata masyarakat dan dunia.
Pemerintah terkesan tidak
mengutamakan penanggulangan masalah bencana malah terkesan memprioritaskan
pencitraan, tidak terlihat adanya melaksanakan tugas kepemimpinan yang hakiki.
Dalam Islam tugas utama
kepemimpinan adalah melindungi dan mengurus semua kebutuhan umat dan memiliki
prioritas dalam menyelesaikan masalah bencana yang sejalan dengan perintah dan
aturan Allah SWT.
Walahu a'lam bish-shawab.
Komentar
Posting Komentar