Bencana Dan Citra Dunia



      Kembali gempa susulan mengguncang Lombok senin (20/8) sekitar pukul 08.50 kali ini skalanya 5,2 R hingga pukul 10.00 WIB, Badan Nasional Penanggulangan Bencana  (BNPB) mencatat sebanyak 101 gempa susulan dan sembilan diantaranya sangat terasa.
     Korban gempa yang menimpa Lombok pada 5/8 lalu menyebabkan 436 orang meninggal dunia dan 352.793 orang lainnya mengungsi.
     Adanya gempa bumi di Lombok hampir bertepatan dengan pembukaan Asian Games 2018 yang ternyata pemerintah lebih memprioritaskan Asian Games daripada penanganan penderitaan rakyatnya, dimana dana untuk pembukaan Asian Games mencapai Rp 685 Miliar. (Tempo.co)
     Dan kemudian pemerintah juga mengumumkan kenaikan gaji PNS ditengah bencana Lombok, hal itu membuat beberapa kalangan berasumsi bahwa pemerintah lebih mementingkan citra dimata dunia daripada bekerja keras membantu kebutuhan rakyatnya.
     Sebagai masyarakat yang cerdas kita perlu memahami secara hakiki tentang bencana, secara fakta sejarah bahwasanya setiap bencana itu semua adalah bersifat azab yang diturunkan Allah SWT, tetapi penguasa dan rakyat  memahami bencana itu hanya sebatas fenomena alam, misalnya gempa itu terjadi karena disebabkan gerakan lempengan jadi pemikirannya hampir mentok sampai disitu padahal siapa yang mampu menggerakkan lempengan itu selain Allah, dan tidak semata-mata Allah menggerakkan lempengan bumi agar menjadi bencana gempa kecuali ada maksiat dibumi itu. Maka sudah jelas bahwa setiap bencana itu selalu terkait dengan adanya kemaksiatan, hanya saja mungkin pemerintah dan masyarakat tidak memandang bahwa disitu ada aktivitas kemaksiatan.
     Dan Rasulullah SAW  menyikapi gempa bumi sebagai teguran dari Allah karena ada kemaksiatan, bahwa suatu kali terjadi gempa bumi di Madinah Nabi SAW meletakkan kedua tangannya diatas tanah dan berkata "tenanglah belum datang saatnya bagimu" lalu Nabi SAW menoleh kepada para sahabat dan berkata "sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian...maka jawablah  (buatlah Allah ridha kepada kalian).
     Terkait dengan bencana gempa bumi di Lombok pemerintah dan masyarakat harusnya introspeksi  (muhasabah) atas aturan-aturan yang sudah dijalankan apakah bertentangan dengan syariah Islam atau tidak?
     Dan kemudian Allah juga memerintahkan kepada manusia untuk lebih mengutamakan menolong pada yang membutuhkan pertolongan dibandingkan dengan sesuatu yang bersifat hiburan terlebih lagi untuk hiburan tersebut mengeluarkan dana yang sangat besar yang cenderung lebih kepada pencitraan nama baik dimata masyarakat dan dunia.
     Pemerintah terkesan tidak mengutamakan penanggulangan masalah bencana malah terkesan memprioritaskan pencitraan, tidak terlihat adanya melaksanakan tugas kepemimpinan yang hakiki.
     Dalam Islam tugas utama kepemimpinan adalah melindungi dan mengurus semua kebutuhan umat dan memiliki prioritas dalam menyelesaikan masalah bencana yang sejalan dengan perintah dan aturan Allah SWT.
     Walahu a'lam bish-shawab.


Komentar

Postingan Populer

Pengunjung

Flag Counter