Nergeri Muslim Kekeringan Air dan Kekeringan Iman

Oleh : Bu Eli (Ibu Rumah Tangga)

    Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan. Kekeringan tersebut melanda 16 propinsi yang meliputi 102 kabupaten dan 721 kecamatan. Propinsi tersebut meliputi Jabar, Jateng, Jatim, Banten, DIY, Lampung, Bengkulu, Riau, Sumsel, NTB, NTT, Kalimantan dan Bali.   Meskipun normal tidak di pengaruhi Elnino (Anomali suhu permukaan air laut samudra  Pasifik ekuator) namun, musim kemarau tahun ini kurang lebih 60 hari terakhir semakin terasa dampaknya, seperti yang terjadi di kabupaten Bogor (Jabar) yang terkenal dengan sebutan " Kota Hujan" mengalami kekeringan. Hal ini menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebutkan tak kurang dari 17 kecamatan di daerah tersebut di landa kekeringan.    Ada juga di kabupaten Purwakarta yang memiliki 2 waduk raksasa bahkan terbesar di Asia Tenggara yakni waduk Cirata dan waduk Jati luhur mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Ini menjadi bukti bahwa kemarau yang terjadi tahun ini parah


Selain Jabar, di Jatim terdapat 199 desa mengalami kekeringan kritis yang berarti tidak ada potensi air. Jateng khususnya Yogyakarta terdapat ribuan hektare sawah berpotensi gagal panen karena kurang nya pasokan air. Akibat kekeringan masyarakat sulit memperoleh air bersih.    Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) musim kemarau di Indonesia sangat di pengaruhi oleh Monsun Australia " Orang sering menyebutnya Angin Timuran" yang biasa nya terjadi  pada bulan Agustus& September setiap tahun nya. BMKG juga menyebutkan kekeringan yang di maksud adalah kekeringan Meteorologis yakni berkurang nya curah hujan dari keadaan normal dalam jangka waktu yang panjang (1,2 hingga 3 bulan).

Berbagai upaya yang di lakukan oleh sekelompok masyarakat bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk mengatasi kekeringan diantara nya: Palang Merah Indonesia (PMI) Jatim mendistribusikan air bersih untuk daerah-daerah yang di landa kekeringan ekstrim. Kira-kira 1 juta liter air bersih di kirim ke lokasi setiap hari. Pengiriman 2-3 kali sehari sesuai dengan permintaan warga. Sedangkan daerah Pare-pare (Sulsel) warga memanfaatkan air akar pohon yang menetes untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Masyarakat Jabar memanfaatkan air sungai yang kotor untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga tangga seperti : mandi, mencuci pakaian, masak dan minum.   

Dalam pandangan Islam masalah kekeringan selain merupakan masalah tekhnis akademis dan keahlian juga merupakan masalah non tekhnis.Oleh karena itu solusinyapun berbeda. Dalam tekhnis akademis dan keahlian Islam melalui BMKG dengan tim terbaik yang di kumpulkan dari seluruh dunia untuk melakukan kajian secara menyeluruh, cermat dan akurat untuk melakukan pemetaan iklim, kondisi cuaca, potensi pungsi hujan, termasuk dampak dan pemanfaatan ke duanya bagi tanaman. Secara non tekhnis, kekeringan yang terjadi di Indonesia bisa saja merupakan teguran, peringatan bahkan azab dari Allah SWT atas dosa-dosa penduduknya, sehingga di tahan nya hujan yang akhirnya berbagai daerah mengalami kekeringan, kemiskinan bahkan kelaparan (baca TQS:30:41). Oleh karena itu marilah kita sama-sama mengintrospeksi diri apakah bencana yang datang silih berganti di sebabkan karena  negeri kita ini telah mendustakan ayat-ayat (hukum) Allah dan lebih memilih menerapkan hukum kufur Kapitalis-Liberalis. Hal yang patut kita renungkan adalah Firman Allah SWT dalam (QS Al-araf :7:96).   

Oleh karena itu "Wahai Kaum Muslim", Jika kita ingin mengembalikan pada keberkahan yang akan di limpahkan Allah dari langit dan bumi maka, tiada hal lain selain kembali pada syariat Allah, pemimpin nya menerapkan hukum-hukum Allah dalam naungan sebuah negara yang di contohkan oleh Rasulullah SAW yaitu negara Khilafah, lalu bertaubat dari berbagai dosa dan kesalahan serta memperbanyak do'a dan istigfar. In syaa Allah keberkahan di dunia dan di akhirat akan kita dapat kan.Aamiin yaa rabbal a'lamiin

Komentar

Postingan Populer

Pengunjung

Flag Counter