JALAN TENGAH JALANYA SEKULER
Gagasan tentang
"jalan tengah" di percaya menjadi kunci perdamaian dalam peradaban
manusia. Hal itu yang menjadi perbincangan dalam acara World peace forum yang
ketujuh yang di selenggarakan pada 14-16 Agustus 2018 di Hotel Sultan,Jakarta. Para
peserta,yang diwakilkan oleh utusan khusus presiden untuk dialog dan kerjasama
Antar Agama dan peradaban Din Syamsudin, menyimpulkan jalan tengah sebagai
orientasi terhadap nilai positif dalam kehidupan. Jalan tengah sebagai jalan atau
pendekatan dalam membangun kehidupan, menyelesaikan masalah yang ada sangat
beroreintasi kepada nilai nilai yang positif,"kata Din Syamsudin saat
konfrensi pers untuk menutup acara di Hotel Sultan, Jakarta, kamis ( 16/8/2018
). Nilai nilai positif tersebut dapat berupa Keadilan, toleransi, kerjasama,
inklusi dan kompromi. Mereka menegaskan bahwa mengambil jalan tengah bukan
berarti tidak memilih atau netral. Hanyaa saja pilihan yang di ambil mengacu
pada nilai nilai positif tersebut.
Peserta lain, Profesor
dari Universitas Boston,Amerika serikat Robert Heffner menambahkan, ketika
seseorang sudah menyerap nilai nilai ini, hasilnya di yakini akan berbuah manis
terhadap semua perkara. Mereka percaya bahwa dengan menerapkan gagasan
tersebut, akan tercipta kehidupan yang berkeadilan dan seimbang. Seseorang akan
menemukan keselarasan dalam kemanusian, alam dan spiritual.
Melihat pentingnya
gagasan ini, para peserta percaya jalan tengah perlu di implementasikan secara
global dan masif. Penjelmaanya kepada saling membantu, saling peduli, dan ini
bisa di terapkan dalam ekonomi, politik, dan lainnya." Ujar Din Syamsudin.
Jalan tengah atau
kompromi yang mereka bincangkan adalah sistem yang di gunakan untuk mengatur
kehidupan saat ini adalah sistem Sekuler yang rusak dan merusak. Perubahan ke
arah di terapkan Islam sebagai sebuah
sistem kehidupan sebagaimana di contohkan oleh Rasulullah SAW.
Misi Rasulullah SAW di
samping sebagai Rasul. Rasulullah SAW juga mempunyai tanggung jawab untuk
menerapkan risalah yang di embanya, mempertahankanya, dan menyebarkanya ke
seluruh dunia. Hal itu ditegaskan oleh Allah SWT "Dan kami tidaklah
mengutusmu melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam."( TQS al
Anbiya : 107 ).
Makna "rahmat bagi
seluruh alam" di sini adalah, dengan diutusnya Nabi,seluruh alam akan
terhindar dari keburukan, kerusakan dan kehancuran, serta memperoleh kebaikan
dan kemaslahatan. Ketika Islam diterapkan di muka bumi secara kaffah.
Walahualam bi shawab
Ety R faturohim.
Komentar
Posting Komentar