Islam Solusi Kekeringan Yang Melanda Indonesia
Oleh Lies Nur Azizah
Telah
kita rasakan bersama suhu udara panas yang teramat meyengat di Bulan Agustus.
Diberitakan sejumlah daerah mulai mengalami kekeringan ekstrim akibat tidak
adanya hujan deras. Di Jawa Timur, 442 desa mengalami kekeringan, 199 desa
diantaranya mengalami kekeringan kritis yang berarti tidak ada potensi air.
Beberapa daerah di Jawa TImur, Jawa Barat dan Yogyakarta juga mengalami
kekeringan. Ribuan hektare sawah berpotensi gagal panen karena kurangnya
pasokan air. Selain itu, kekeringan pun melanda sejumlah wilayah di luar Pulau
Jawa, seperti Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan dan Sulawesi
(www.Beritagar.id). Sudah dipastikan dampak dari kekeringan adalah kurangnya pasokan
air yang berimbas pada keberlangsungan hidup manusia.
Indonesia
sebagai Negara beriklim tropis, secara geografis terletak diantara dua benua
dan dua samudra, serta berada di sepanjang garis khatulistiwa sehingga rentan
terhadap gejala kekeringan dikarenakan beriklim monsoon yang diketahui sangat
sensitive terhadap ENSO dan El-Nino Shouthern Oscilation. ENSO
inilah yang muncul apabila suhu dipermukaan air laut pasifik equator tepatnya
dibagian tengah sampai timur mengalami peningkatan suhu (ekosistem-ekologi.blogspot).
Dengan munculnya fenomena alam tersebut maka wajar jika Indonesia mengalami
kekeringan. Namun para ahli pun memaparkan bahwa fenomena alam tersebut
bukanlah satu-satunya penyebab dari kekeringan, ada beberapa faktor lain yang
perlu diperhatikan terutama adanya pergeseran fungsi lahan resapan air menjadi
lahan perindustrian ataupun perumahan. Efek dari perubahan ini adalah sistem
resapan air di daratan yang menjadi kacau sehingga ketika kemarau tiba,
kekeringanlah yang terjadi.
Perlu
kita cermati, fenomena alam adalah kehendak Allah SWT yang telah ditetapkan
bagi umat manusia, termasuk adanya musim penghujan dan kemarau. Namun Allah SWT
telah merancang alam semesta, manusia dan kehidupan ini dengan perputaran yang
amat sempurna. Apabila manusia dapat memanfaatkan alam semesta ini termasuk
fungsi lahan resapan air dengan sebaik-baiknya maka fenomena kekeringan dimusim
kemarau tidak akan terjadi karena ketika musim penghujan tiba, daerah resapan
air akan menampung air hujan dan menyimpannya dibawah lapisan tanah sebagai
cadangan air dimusim kemarau. Dengan demikian tidak ada kejadian kekeringan di
musim kemarau, Subhanallah, Walhamdulillah. Berbeda dengan keadaan diatas,
saat ini manusia telah mengeksplorasi alam semesta diluar batas kewajaran.
Daerah resapan air yang semestinya dilestarikan malah diubah fungsinya menjadi
perumahan dan kawasan industri. Apajadinya ketika musim penghujan? BANJIR! Ya
itulah yang terjadi! Air hujan tumpah kejalanan mengenangi pemukiman warga dan
jalan-jalan utama. air yang seharusnya dapat dijadikan sebagai candangan ketika
musim kemarau terbuang sia-sia. Walhasil dapat kita rasakan saat ini dimusim
kemarau kita kesulitan mendapatkan air padahal air merupakan unsur penting bagi
kehidupan khususnya manusia.
Rakusnya
manusia akan kehidupan dunia adalah penyebab utama dari kerusakan alam yang
terjadi. Keinginan manusia yang tak terbatas namun perlu dipenuhi adalah ciri
dari kehidupan materialistis yaitu Kapitalisme-Sekulerisme. Apapun kehendak
manusia, semua bisa dituruti asalkan ada materi (uang, manfaat pribadi) dan
akan menghasilkan materi pula. Bisa kita amati, yang diuntungkan dari adanya
pengalihan fungsi lahan resapan air hanyalah segelintir orang saja namun yang
terkena imbasnya lagi-lagi rakyat yang tidak mengatahui sabab musababnya.
Menyalahkan fenomena alam sebagai akibat dari kekeringan merupakan tindakan
yang amat keliru. Sudah saatnya kita merubah tata kelola wilayah Indonesia
sesuai dengan fungsinya. Apabila dibiarkan terus menerus peraturan yang tidak memanusiakan
manusia, maka kerusakan yang timbul akan jauh lebih besar lagi. Mari kita
campakkan Kapitalisme-Sekulerisme yang sejatinya berasal dari manusia yang
berusaha memisahkan urusan agama dari kehidupan.
Islam
sebagai agama yang sempurna telah Allah SWT turunkan bagi umat manusia agar
tercipta Rahmat bagi seluruh alam. Artinya yang akan mendapatkan
rahmat/kebahagiaan adalah seluruh penghuni alam ini bukan sekedar manusia saja.
Ketika Islam diterapkan maka solusi yang dapat diambil oleh pemerintah meliputi
solusi teknis (akademis-keahlian) dan non teknis. Untuk solusi kategori
teknis (akademis-keahlian), kekeringan
dapat diatasi dengan beberapa cara yaitu pertama
gerakan masyarakat melalui edukasi dan penyuluhan baik langsung maupun
tidak langsung. Tujuannya untuk membangun kesadaran masyarakat dan melibatkan
seluruh masyarakat dalam upaya secara sistemis dan terencana. Kedua Negara bersama masyarakat
membangun, merehabilitasi dan memelihara konservasi lahan dan air sekaligus
menindak penyalahgunaannya dan mengembalikannya kepada fungsi asalnya. Ketiga Negara bersama masyarakat
mengembangkan budidaya hemat air dan input. Keempat penyebaran informasi prakiraan iklim lebih akurat sesuai
dengan wilayah masing-masing yang dihasilkan oleh BMKG dengan tim terbaiknya
dari seluruh dunia. Sementara itu solusi secara non-teknis dapat ditempuh
dengan cara momohon kepada Allah SWT dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT,
meninggalkan maksiat, baik melalui shalat istisqa, anjuran berdoa, mendoakan
dan didoakan di hari waktu dan tempat mustajab agar Allah SWT menurunkan hujan
untuk kemashlahatan umat (www.globalmuslim.web.id)
Solusi
teknis (akademis-keahlian) dan non teknis dapat ditempuh jika pemerintah dan
masyarakat menerapkan Syariah (aturan) Allah SWT. Dengan melaksanakan Syariah
secara sempurna maka rahmat bagi seluruh alam pun akan tercipta. Wallahu’alam.
Komentar
Posting Komentar