Kefasadan Sistem Demokrasi Melahirkan Kepemimpinan Abangan
Lagi - lagi wakil rakyat terciduk dalam kasus korupsi. Kali ini KPK,
menangkap Idrus Marham yang menjabat sebagai menteri sosial. Bersamaan dengan
hal itu, KPK juga mengirim surat
penyidikan ke kediaman Idrus. Setelah satu hari penangkapan, Idrus mengundurkan diri pada tanggal
24/08/2018, pada presiden Jokowi terkait statusnya sebagai tersangka yang
ditetapkan oleh KPK terhadap dirinya. Disisi lain, Idrus ini ditangkap KPK
karena diduga terlibat dalam kasus suap dalam proyek pembangunan PLTU Riau yang
dilakukan bersama Direktur Utama PLN
yakni Sofyan Basir dan para tersangka lainnya yakni, Eni Maulani Saragih, dan
Johanes b. Koljo. Selama Idrus menjabat sebagai DPR dari tahun 2009 /2014
terhitung harta yang dimilikinya berkisar milyaran rupiah dilansir dari data
IDEA online/ situs acch.kpk.go.id . Sungguh angka yang fantastis ditengah
-tengah masih banyak orang miskin yang kelaparan, tapi mereka hidup
bermewah-mewahan .
Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Semua kejadian di atas, bisa terjadi dalam negara yang bersistem dari
hasil buah pikiran manusia yaitu demokrasi liberal yang dibangun dalam 4 pilar kebebasan, pertama
bebas beraga, bebas berkepemilikan , bebas berpendapat, bebas beragama dan bebas
berprilaku. Maka wajar saja, bila terdapat wakil rakyat yang menduduki sebuah
jabatan tetapi tidak menjalankan amanah yang seharusnya, yakni mengurusi umat
dengan memenuhi segala yang dibutuhkannya, akan tetapi sebaliknya, dalam
demokrasi masing-masing individu bebas melakukan apa saja dan memiliki apa saja
asalkan punya uang, dan juga bebas dalam berprilaku apa saja. Misalnya saja
kasus suap dan korupsi yang sedang melanda Negeri ini, yang tidak kunjung
selesai. Disisi lain untuk menjadi seorang pemimpin saja harus mempunyai modal
berapa ratus bahkan milyar sampai
triliun rupiah . Maka pantas saja ketika menjabat pun tidak menjalankan
sepenuhnya untuk kepentingan umat, melainkan untuk memperkaya diri sendiri, bahkan
Korupsi, merupakan jalan satu -satunya
untuk mengembalikan modal ke para pemilik modal yang dipinjamkannya dahulu.
Jadi kesimpulannya adalah sistem buatan manusia ini adalah sistem yang
melahirkan generasi-generasi bermental instan dan sekuler yang mana pemeluknya itu menghamba kepada
manusia bukan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT .
Bagaimana Islam memandang?
Rakyat Indonesia mayoritas memeluk agama Islam, sudah sepantasnya
kita melihat segala permasalahan kehidupan dan bernegara dalam sudut pandang
Islam, dalam hal Islam memandang bahwa, manusia, alam semesta dan kehidupan itu
ada yang menciptakan yaitu Allah SWT. Adapun tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah seperti yang tercantum dalam
Al - Qur'an ALLOH SWT berfirman :
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku.” (QS.Adz Dzariat : 56)
Jelas, menurut ayat tersebut kita diciptakan oleh ALLOH SWT
semata-mata hanya untuk beribadah. Ibadah bukan hanya secara ritual saja,
tetapi dalam hal ini setiap apa yang manusia kerjakan harus bernilai ibadah,
dengan kata lain tidak ada kemaksiatan di setiap perilakunya, dan ALLAH SWT memberikan
petunjuk dan aturan sebagai panduan dalam beribadah tersebut, yakni segala nya
tercantum dalam Al - Qur'an, As- Sunnah, Ijma sahabat dan Qias.
Disini kita melihat bahwa, Allah bukan saja pencipta, akan tetapi
juga pengatur seluruh aspek kehidupan. Islam juga memandang bahwa, menjadi
pemimpin itu tidak semahal seperti halnya Demokrasi, dalam islam ketika
menjabat sebagai penguasa diperlukan yang pertama itu adalah mempunyai aqidah
yang kuat, dan juga muslim, karena
ketika seorang pemimpin /penguasa bukan muslim atau tidak mempunyai aqidah yang
kuat, sudah pasti amanah yang dipundaknya
pun tidak akan terlaksana dengan semestinya, bahkan banyak yang
terlalaikan. Islam pula memandang bahwa,
setiap individu tidak bebas memiliki kekayaan, seperti freeport yang
selama ini dikelola perusahaan swasta, karena ini merupakan kekayaan milik
umum, bukan milik individu. Makan dari itu, Islam memandang
bahwa haram untuk keluar masuk agama seperti halnya dalam sistem Demokrasi,
karena selain akan semakin maraknya orang mempermainkan agama, juga seolah agama tidaklah penting dalam
kehidupan. Maka dari itu, islam mempunyai sanksi tegas bagi siapa saja yang murtad maka dihukumi dengan hukuman mati. Dari sini
kita bisa menyimpulkan bahwa, ketika
Islam dipakai sebagai pemecah atas segala bentuk permasalahan, otomatis segala bentuk kejahatan ataupun
kemaksiatan akan dapat diatasi. Maka
dari itu, segeralah campakkan sistem yang menuhankan manusia , dengan dakwah
ditengah -tengah masyarakat , dan kembali kepada sistem yang menghamba hanya
kepada Allah SWT saja, yang akan menyelamatkan dunia maupun akhirat.
Wallohualambishowab
Yeyen
Ibu rumah tangga
Komentar
Posting Komentar