DERITA ANAK-ANAK GAZA BELUM BERAKHIR

Oleh Elli Nopitasari

 

Sungguh memprihatinkan kondisi Gaza saat ini. Ribuan nyawa terutama anak-anak menjadi korban serangan biadab Zionis Yahudi. Mereka yang selamat pun terluka secara fisik dan emosional, bahkan menghadapi risiko kematian akibat cuaca dingin karena ketiadaan tempat tinggal yang memadai dan sulitnya memperoleh makanan. Kiriman bantuan pun selalu tertahan menunggu persetujuan Zionis Yahudi untuk memasuki Gaza. Serangan Zionis Yahudi di Gaza semakin brutal dengan dalih melakukan serangan terhadap Hamas. Mereka menyerang fasilitas umum seperti sekolah dan rumah sakit serta melakukan pembantaian terhadap warga sipil.

Berbagai seruan dan kecaman internasional untuk menghentikan genosida di Gaza pun tidak mempan. Melihat kondisi Gaza maupun Palestina seluruhnya, kaum muslim tidak bisa mengharap solusi dari dunia internasional. Mereka hanya sibuk mengecam dan mengirimkan bantuan materi tanpa ada satu pun yang bersedia mengirim tentara untuk melawan Zionis Yahudi, termasuk para pemimpin negeri muslim yang menjadikan isu Palestina sekadar pencitraan dengan mengecam, menghardik, dan mengutuknya untuk menunjukkan empati, seolah-olah telah berupaya keras melawan Zionis Yahudi. Ironisnya lagi, mereka mengusungkan solusi dua negara arahan Barat yang jelas tidak menyelesaikan konflik ini.

Kaum muslim harus sadar bahwa solusi yang diajukan oleh Barat tidak akan memberi keadilan bagi Palestina dan kaum muslim, karena diperoleh dari sistem Kapitalisme yang melahirkan musuh-musuh Islam. Oleh karena itu, kaum muslim harus mempunyai agenda tersendiri, yakni menyatukan pemikiran dan perasaan bahwa akar masalah ini adalah perang ideologi antara Islam dan kapitalisme. Solusi syar’inya hanya jihad fi sabilillah mengusir Zionis Yahudi. Penyatuan pemikiran dan perasaan yang berlandaskan Islam ini akan membuat kaum muslim sadar dan tidak ridha terhadap penerapan kapitalisme di negeri-negeri Islam, termasuk di Palestina, serta menggerakkan para pemuda khususnya di Timur Tengah untuk bangkit melawan rezim di negeri mereka masing-masing agar bergerak ke Palestina untuk membebaskannya.

Agenda tersebut hanya bisa dilakukan oleh partai politik ideologis yang membina dan memahamkan para pemuda dengan tsaqafah Islam yang mengambil fiqrah dan thariqah dakwah berlandaskan Islam sebagai bekalnya. Ini menjadikan para pemuda kader dakwah istiqamah membimbing umat dan mengenalkan sistem kepengurusan umat serta perisai umat Islam, yaitu Khilafah. Mereka juga senantiasa menawarkan solusi untuk mengirimkan tentara dan menyatukan kaum muslim di bawah naungan Khilafah dan mengangkat seorang khalifah sebagai pemimpin umat untuk menyelamatkan Palestina.

Komentar

Postingan Populer

Pengunjung

Flag Counter