Fenomena Masuk Islamnya Dedy Corbuzier
Masuk islamnya selebritis Dedy Corbuzier (DC) yang menjadi host di acara ber-rating tinggi "hitam putih", mendapat respon yang luar biasa di jagat medsos. Ada yang pro dan adapula yang kontra, bahkan ada respon ekstrim, yang mengatakan "akan berjihad untuk mengembalikan DC ke agama sebelumnya kalau masuk grup artis hijrah islam radikal!!"
Tak sedikit pula caci maki dan pertanyaan nyinyir dilontarkan pada DC di medsos, namun dijawab DC dengan lugas, singkat, dan dia mengaku menemukan hidayah masuk islam. Masuk Islamnya Deddy Corbuzier (DC) menjadi fenomena menarik untuk kita tindak lanjuti.
Fenomena mualaf memang sedang menjadi perhatian besar dunia. Islam menjadi agama yang saat ini paling pesat perkembangannya. Bersyahadatnya para publik figur juga turut mempengaruhi fenomena ini. Selain itu juga tingginya angka mualaf, di negri muslim maupun dunia Barat. (Republika.co.id). Sistem kapitalistik yang menuhankan materi dan menyeret manusia kehilangan banyak fitrah kemanusiaan, kebutuhan manusia terhadap agama semakin menguat. Ketika agama lamanya tidak mampu menjawab problematika yang ada, banyak orang mengaku beragama (selain Islam) tapi sebenarnya mereka agnostic (bertuhan tapi tidak mengadopsi ajaran agama tertentu). Mereka yang mau berpikir menghendaki agama bisa memuaskan akal mereka sekaligus selaras fitrah. Hingga pada titik tertentu banyak yang menemukan bahwa yang mereka cari adalah Islam.
DC mengaku masuk islam bukan karena paksaan, tapi murni dari proses berfikir dan perenungan. Hal ini juga bisa dilihat dari sikap DC yang memang dikenal kritis dan memiliki intelektualitas di atas kebanyakan. Dalam beberapa kesempatan di program TV dan channel yang dimilikinya, DC menghadirkn narasumber pemuka agama Islam dan juga mengulik banyak fenomena kritis di tubuh umat Islam. Soal penodaan agama, perbedaan sikap umat Islam dalam perlakuannya terhadap nonmuslim dan masalah-masalah krusial lainnya yang dekat dengan kehidupan beragama umat Islam di negeri ini.
Namun konsekwensi syahadat yang diucapkan seseorang adalah ketika dia memahami secara utuh dan mempraktikkan seluruh ajaran Islam sebagai jalan hidup dan solusi kehidupannya. Untuk bisa menjadi demikian, seorang mualaf seperti DC dan lainnya harus mendapatkan bimbingan yang tepat agar mendapatkan pemahaman yang benar tentang syariat. Bukan hanya sekedar yakin islam dan sholat saja. Maka bagi para muallaf perlu orang atau jamaah yang mampu membimbing. Inilah yang sekarang menjadi problematika kritis bagi banyaknya mualaf di negeri ini. Disinilah Seharusnya peran negara untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan tersebut. Namun sayangnya rezim ini berhaluan sekularistik dimana wilayah aqidah adalah wilayah private. Negara tidak memiliki tanggung jawab untuk melindungi aqidah umat, maka ketika ada umat yang sebaliknya murtad, atau kasus pelecehan, penodaan agama yang terus terjadi seperti kasus terakhir di mesjid al munawarroh sentul city...negara diam, bahkan aparat menanggapi seolah tak mengapa dan tak apa-apa. Inilah fakta negara demokrasi sekuler
Para mualaf –sebagian membutuhkan perlindungan dan pengayoman selepas dari keluarga yang mungkin tidak lagi menyokong bahkan bisa memusuhinya. Lebih dari itu Negara seharusnya memenuhi kebutuhan mendasar masyarakat untuk beragama. Yakni memberikan pembimbingan dan pendampingan penuh untuk mengenal agama Islam, mulai akidah, syariat hingga dakwah. Faktanya, saat ini Negara absen dalam mewujudkan itu. Maka para mualaf banyak yang tidak terbimbing, atau mencari pembimbing sendiri di tengah fitnah polarisasi yang dihadapi umat. Kita tidak bisa berharap pada rezim sekuler. Maka para pengemban dakwalah yang harus bergerak menyampaikan islam yang utuh, gambaran ukhuwah sesungguhnya, sehingga para muallaf ini tidak hanya sekedar ganti agama tapi menginginkan ganti sistem yang juga islam...sebagaimana dahulu di masa kekhilafahan umat non muslim berbondong-bondong masuk islam bukan karena dipaksa negara tapi karena mereka melihat cahaya islam ketika islam diterapkan secara utuh...wallohu'alam bish showab
Komentar
Posting Komentar