Mungkinkah Negara Maju di Atas Konsistensi Memegang Sistem Sekuler dan Pilar Kecurangan?
Oleh Ira Fuji Lestari
Pilpres dan pileg sudah usai namun hiruk-pikuknya belum selesai. Berbagai permasalahan muncul. Tak hanya di kedua kubu pasangan calon presiden/wakil presiden tetapi juga di antara para calon anggota legislatif. Persoalan paling mengemuka adalah masalah kecurangan sehingga berdampak pada dua pekan setelah pelaksanaan pemilu 17 April 2019 belum bisa di tentukan siapa calon presiden/wakil presiden yang terpilih. Namun, selama dua pekan pasca pemilu, kesangsian justru muncul terhadap kinerja lembaga tersebut. Ada yang aneh dalam perhitungan suara. Tim relawan IT Prabowo-Sandi bahkan sempat menyodorkan bukti kecurangan--yang mereka sebut sebagai kejahatan--kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di jakarta,jumat(3/5/2019). KPU membantah tudingan adanya kecurangan melalui Sistem Informasi perhitungan Suara (Situng) dalam sidang dugaan pelanggaran administrasi pemilu terkait situng KPU di Bawaslu RI, Rabu(8/5). Tak bisa di pungkiri, pemilu bukanlah sekadar pemilihan pemimpin nasional, banyak kepentingan yang ikut dalam kontentasi pemilu terutama para pemilik modal dan para konglomerat. Ada simbiosis mutualisme antara politikus dan pemodal.
Joko widodo dan Ma'ruf Amin resmi di tetapkan Sebagai Presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024. Penetapan ini, usai rapat pleno yang di lakukan oleh komisi Pemilihan Umum pada Minggu 30 juni 2019. http//www.viva.co.id
"Saya dan KH Ma'ruf Amin mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang di berikan oleh rakyat kepada kami berdua untuk melanjutkan tugas sejarah yaitu mengemban amanat kepercayaan rakyat membawa seluruh rakyat Indonesia menuju Indonesia maju yang bermartabat, sejajar dengan negara-negara lain di dunia".Ujar jokowi dalam sambutannya usai penetapan di kantor KPU, jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat. Di awal sambutan nya, Jokowi mengucapkan rasa syukur karena proses demokrasi di indonesia berjalan dengan baik, hingga putusan yang di lakukan oleh KPU itu.
"Alhamdulullah, kita semuanya bersyukur KPU telah menyelesaikan tugas konstitusional nya untuk menetapkan calon presiden dan wakil nya, melalui pleno terbuka yang baru saja kita ikuti". ujar jokowi di dampingi KH Ma'ruf Amin. Pada kesempatan itu juga, Jokowi juga mengajak pasangan calon presiden urut 02, Prabowo Subianto-Sandiago Uno, untuk bersama-sama membangun Indonesia agar ke depan semakin maju. Jokowi meyakini bahwa Prabowo dan Sandiago sebagai seorang patriot yang juga menginginkan negara Indonesia semakin kuat, maju serta adil dan makmur. Jokowi juga meminta semua pihak bersama-sama lagi membangun negara serta memajukan bangsa dan negara,tanpa kecuali". ujar dia (1/7/2019 http://www.koran-jakarta.com).
Demokrasi memang ajaib walau lahir dari sejarah kelam barat yang sekuler, sebagian muslim meyakini demokrasi sejalan dengan ajaran Islam. Meski demikian tak pernah terbukti menjadi jalan perubahan yang benar, apalagi menjadi jalan penerapan syariat Islam kaffah. Demokrasi seperti mantra yang mampu menyihir umat Islam sehingga masih ada kepercayaan bahwa demokraai jaln satu-satu nya. Bagi seorang muslim, pelaksanaan syariat Islam secara kaffah adalah kewajiban. Pelaksanaan syariat Islam secara kaffah juga akan mewujudkan Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Sejarah telah membuktikan penerapan syariah Islam secara kaffah dalam institusi khilafah telah melahirkan peradaban gemilang selama berabad-abad lamanya. Sejarah Islam juga mencatat peradaban Islam yang gemilang perlahan pudar dan sirna seiring dengan runtuhnya Khilafah Islam sebagai institusi pelaksanaan Syariah Islam pada tanggal 03 maret 1924. Saat itu banyak negeri muslim yang menerapkan sistem politik demokrasi, Indonesia salah satunya. Hal ini yang menjadi pertanyaan, mungkinkah menjadikan demokrasi sebagai jalan perjuangan umat Islam untuk menerapkan Syariat Islam secara kaffah?
Untuk menjawab pertanyaan itu perlu di jelaskan beberapa hal: Plertama, demokrasi memiliki bahaya ideologis. Pasalnya, sistem politk ini bukan berasal dari Islam melainkan dari peradaban barat sekuler yang jelas bertentangan dengan akidah Islam. Salah satu prinsip penting demokrasi adalah "kedaulatan di tangan rakyat". Inti dari prinsip ini adalah memberi rakyat hak untuk membuat hukum dan perundangan. Prinsip ini jelas bertentangan dengan Islam. Menurut Islam kedaulatan ada di tangan Syara yakni Alloh SWT. Kedua, demokrasi menciptakan distorasi ideologi, sikap yang hampir pasti menghinggapi para aktivis demokrasi adalah pragmatisme. Pragmatisme ini tidak bisa di hindari karena di dalam sistem demokrasi pasti terjadi kompromi, baik dengan partai politik bahkan rezim zalim sekalipun. Ketiga, demokrasi hanya menawarkan sirkulasi elit di lingkaran kekuasaan, bukan perubahan sistem. Karena itu sistem demokrasi memang sangat memungkin di jadikan jalan untuk menempatkan para aktivis dan tokoh muslim menjadi pejabat di berbagai level. Namun sistem demokrasi tidak memberikan ruang sedikitpun bagi penerapan syariah Isalm secara kaffah.
Jika kita ingin mengetahui arah perjuangan Umat Islam tentu kita harus melihat bagaimana Rosulullah SAW berjuang melakukn perubahan. Jika kita menelaah arah perjuangan Rosulullah kita akan melihat beberapa hal penting yang bisa menjadi refleksi larah perjuangan kita saat ini. Pertama, Rasulullah SAW melakukan dakwah secara berjamaah, ketika Rasulullah SAW melihat kondisi masyarakat jahiliah yang rusak, aktivitas utama yang beliau lakukan adalah dakwah. Kedua, dakwah Rasulullah SAW tidak mengenal kompromi, Rasulullah berdakwah dengan tegas, tidak bermuka manis dan tanpa tedeng aling-aling di hadapan pimpinan Quraisy. Ketiga, orientasi perubahan yang di lakukan Rasulullah SAW adalah perubahan Rezim dan Sistem. Alhasil sudah saatnya umat, gerakan dan partai politik Islam mengevaluasi orientasi dan arah perjuangannya. Dakwah yang seharusnya di lakukan Umat Islam seharusnya fokus mendakwahkan syariat Islam. Jangan lagi mengatakan umat belum siap. justru saat ini, ketika mereka sudah muak dengan rezim zalim, sudah antipati dengan demokrasi sekuler, saatnya kita bicara menyiapakan umat menerima dan memperjuangkan tegaknya Syariat Islam serta mendakwahi kaum elit. Insya Allah, jikaa semua elemen unat ini ikhlas dan fokus memperjuangkan tegaknya Syariah dan Khilafah, pertolongan Allah SWT akan hadir lebih cepat dari yang kita sangka.
Pilpres dan pileg sudah usai namun hiruk-pikuknya belum selesai. Berbagai permasalahan muncul. Tak hanya di kedua kubu pasangan calon presiden/wakil presiden tetapi juga di antara para calon anggota legislatif. Persoalan paling mengemuka adalah masalah kecurangan sehingga berdampak pada dua pekan setelah pelaksanaan pemilu 17 April 2019 belum bisa di tentukan siapa calon presiden/wakil presiden yang terpilih. Namun, selama dua pekan pasca pemilu, kesangsian justru muncul terhadap kinerja lembaga tersebut. Ada yang aneh dalam perhitungan suara. Tim relawan IT Prabowo-Sandi bahkan sempat menyodorkan bukti kecurangan--yang mereka sebut sebagai kejahatan--kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di jakarta,jumat(3/5/2019). KPU membantah tudingan adanya kecurangan melalui Sistem Informasi perhitungan Suara (Situng) dalam sidang dugaan pelanggaran administrasi pemilu terkait situng KPU di Bawaslu RI, Rabu(8/5). Tak bisa di pungkiri, pemilu bukanlah sekadar pemilihan pemimpin nasional, banyak kepentingan yang ikut dalam kontentasi pemilu terutama para pemilik modal dan para konglomerat. Ada simbiosis mutualisme antara politikus dan pemodal.
Joko widodo dan Ma'ruf Amin resmi di tetapkan Sebagai Presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024. Penetapan ini, usai rapat pleno yang di lakukan oleh komisi Pemilihan Umum pada Minggu 30 juni 2019. http//www.viva.co.id
"Saya dan KH Ma'ruf Amin mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang di berikan oleh rakyat kepada kami berdua untuk melanjutkan tugas sejarah yaitu mengemban amanat kepercayaan rakyat membawa seluruh rakyat Indonesia menuju Indonesia maju yang bermartabat, sejajar dengan negara-negara lain di dunia".Ujar jokowi dalam sambutannya usai penetapan di kantor KPU, jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat. Di awal sambutan nya, Jokowi mengucapkan rasa syukur karena proses demokrasi di indonesia berjalan dengan baik, hingga putusan yang di lakukan oleh KPU itu.
"Alhamdulullah, kita semuanya bersyukur KPU telah menyelesaikan tugas konstitusional nya untuk menetapkan calon presiden dan wakil nya, melalui pleno terbuka yang baru saja kita ikuti". ujar jokowi di dampingi KH Ma'ruf Amin. Pada kesempatan itu juga, Jokowi juga mengajak pasangan calon presiden urut 02, Prabowo Subianto-Sandiago Uno, untuk bersama-sama membangun Indonesia agar ke depan semakin maju. Jokowi meyakini bahwa Prabowo dan Sandiago sebagai seorang patriot yang juga menginginkan negara Indonesia semakin kuat, maju serta adil dan makmur. Jokowi juga meminta semua pihak bersama-sama lagi membangun negara serta memajukan bangsa dan negara,tanpa kecuali". ujar dia (1/7/2019 http://www.koran-jakarta.com).
Demokrasi memang ajaib walau lahir dari sejarah kelam barat yang sekuler, sebagian muslim meyakini demokrasi sejalan dengan ajaran Islam. Meski demikian tak pernah terbukti menjadi jalan perubahan yang benar, apalagi menjadi jalan penerapan syariat Islam kaffah. Demokrasi seperti mantra yang mampu menyihir umat Islam sehingga masih ada kepercayaan bahwa demokraai jaln satu-satu nya. Bagi seorang muslim, pelaksanaan syariat Islam secara kaffah adalah kewajiban. Pelaksanaan syariat Islam secara kaffah juga akan mewujudkan Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Sejarah telah membuktikan penerapan syariah Islam secara kaffah dalam institusi khilafah telah melahirkan peradaban gemilang selama berabad-abad lamanya. Sejarah Islam juga mencatat peradaban Islam yang gemilang perlahan pudar dan sirna seiring dengan runtuhnya Khilafah Islam sebagai institusi pelaksanaan Syariah Islam pada tanggal 03 maret 1924. Saat itu banyak negeri muslim yang menerapkan sistem politik demokrasi, Indonesia salah satunya. Hal ini yang menjadi pertanyaan, mungkinkah menjadikan demokrasi sebagai jalan perjuangan umat Islam untuk menerapkan Syariat Islam secara kaffah?
Untuk menjawab pertanyaan itu perlu di jelaskan beberapa hal: Plertama, demokrasi memiliki bahaya ideologis. Pasalnya, sistem politk ini bukan berasal dari Islam melainkan dari peradaban barat sekuler yang jelas bertentangan dengan akidah Islam. Salah satu prinsip penting demokrasi adalah "kedaulatan di tangan rakyat". Inti dari prinsip ini adalah memberi rakyat hak untuk membuat hukum dan perundangan. Prinsip ini jelas bertentangan dengan Islam. Menurut Islam kedaulatan ada di tangan Syara yakni Alloh SWT. Kedua, demokrasi menciptakan distorasi ideologi, sikap yang hampir pasti menghinggapi para aktivis demokrasi adalah pragmatisme. Pragmatisme ini tidak bisa di hindari karena di dalam sistem demokrasi pasti terjadi kompromi, baik dengan partai politik bahkan rezim zalim sekalipun. Ketiga, demokrasi hanya menawarkan sirkulasi elit di lingkaran kekuasaan, bukan perubahan sistem. Karena itu sistem demokrasi memang sangat memungkin di jadikan jalan untuk menempatkan para aktivis dan tokoh muslim menjadi pejabat di berbagai level. Namun sistem demokrasi tidak memberikan ruang sedikitpun bagi penerapan syariah Isalm secara kaffah.
Jika kita ingin mengetahui arah perjuangan Umat Islam tentu kita harus melihat bagaimana Rosulullah SAW berjuang melakukn perubahan. Jika kita menelaah arah perjuangan Rosulullah kita akan melihat beberapa hal penting yang bisa menjadi refleksi larah perjuangan kita saat ini. Pertama, Rasulullah SAW melakukan dakwah secara berjamaah, ketika Rasulullah SAW melihat kondisi masyarakat jahiliah yang rusak, aktivitas utama yang beliau lakukan adalah dakwah. Kedua, dakwah Rasulullah SAW tidak mengenal kompromi, Rasulullah berdakwah dengan tegas, tidak bermuka manis dan tanpa tedeng aling-aling di hadapan pimpinan Quraisy. Ketiga, orientasi perubahan yang di lakukan Rasulullah SAW adalah perubahan Rezim dan Sistem. Alhasil sudah saatnya umat, gerakan dan partai politik Islam mengevaluasi orientasi dan arah perjuangannya. Dakwah yang seharusnya di lakukan Umat Islam seharusnya fokus mendakwahkan syariat Islam. Jangan lagi mengatakan umat belum siap. justru saat ini, ketika mereka sudah muak dengan rezim zalim, sudah antipati dengan demokrasi sekuler, saatnya kita bicara menyiapakan umat menerima dan memperjuangkan tegaknya Syariat Islam serta mendakwahi kaum elit. Insya Allah, jikaa semua elemen unat ini ikhlas dan fokus memperjuangkan tegaknya Syariah dan Khilafah, pertolongan Allah SWT akan hadir lebih cepat dari yang kita sangka.
Komentar
Posting Komentar